REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Partai Gerindra tengah mempertimbangkan kemungkinan menjadikan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) sebagai cawapres pendamping Prabowo.
"Kami akan membuat simulasi bagaimana peluang Pak Prabowo bila dipasangkan dengan Pak Ahok," kata anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (10/3).
Bagi Gerindra Ahok memiliki kriteria yang mumpuni untuk menduduki kursi RI 2. Dalam penjelasannya Martin menyatakan Ahok memiliki rekam jejak positif sebagai kepala daerah. Ahok anggap sebagai kepala daerah yang berprestasi, tegas, bersih, dan memiliki elektabiltas cukup positif. "Orang muda yang berprestasi kita inventarisir untuk dilihat kemungkinan berpasangan dengan Prabowo," ujarnya.
Kendati begitu, Martin menyatakan peluang menjadikan Ahok cawapres belum menjadi keputusan resmi partai. Ahok menjadi cawapres baru sebatas wacana yang mungkin diambil Gerindra. Sebab persoalannya, kata Martin, Gerindra harus memenuhi syarat presidential thereshold untuk bisa mengusung capres-cawapres tanpa berkoalisi.
"Kalau perolehan kursi kita cukup, kita bisa memastikan siapa (cawapres) yang akan kita pilih," kata Martin.
Politisi yang saat ini duduk di Komisi III DPR enggan menjawab ketika ditanya apakah kemungkinan menjadikan Ahok cawapres karena khawatir dengan pencapresan Jokowi. Dia hanya menjawab saat ini partainya berkonsentrasi memenangkan pemilu legislatif.
"Yang kita jual sosok Prabowo dan Partai Gerindra sebagai partai bersih," ujarnya.