Senin 10 Mar 2014 12:10 WIB

Kedinginan Bikin Nelayan Pulang Cepat

Rep: c69/ Red: Joko Sadewo
Nelayan memperbaiki kapalnya yang bersandar di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Ahad (2/1).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Nelayan memperbaiki kapalnya yang bersandar di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Ahad (2/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, MARUNDA -- Hujan belum juga berhenti sejak pukul 06.00 WIB di wilayah Cilincing, Jakarta Utara. Sudah dua hari ini nelayan di Muara Cilincing tidak melaut. Bukan gara-gara gelombang besar tapi karena udara yang dingin.

Karena cuaca buruk, Sayidi tidak bisa melaut selama 24 jam. Biasanya jika cuaca bagus, ia  bisa sehari semalam di laut. Cuaca buruk semalam membuat Sayidi berangkat malam dan paginya sudah pulang. Tak heran jika jam 07.00 WIB ia sudah ada di darat. "Namanya di laut mah keujanan, nggak bisa diakalin," kata dia, Senin (10/3),

Karena pulang cepat sayidi tidak mendapat banyak uang. Keuntungan bersih setelah dijual ke pengepul hanya mendapat Rp 6 ribu per kilo-nya. Ia dapat Rp 2 ribu dari jumlah itu.

Berbeda jika cuaca sedang cerah. Ia akan melaut dari malam hingga malam lagi. Saat seperti itu ia bisa mendapat keuntungan sebesar Rp 50 ribu.

Sayidi sudah melaut sejak umur 20 tahun. Saat ini umurnya sudah di atas 50 tahun. Jika tidak melaut seperti hari ini, ia hanya duduk di pinggir muara sambil merokok.

Untuk makan, ia mengatakan sudah ada yang mengurusi. Pengurus itu adalah pengepul yang membeli hasil tangkapan dari para nelayan.

Untuk tangkapan yang pasarannya Rp 20ribu per kilo, ia biasanya dibayar Rp 18 ribu. Sementara untuk modal sekali melaut ia harus mengeluarkan Rp 200 ribu. Modal itu untuk perbekalan ia dan ketiga rekannya selama di laut, termasuk bahan bakar solar, sebesar Rp 150 ribu. "Paling untuk musim begini hanya cukup untuk perbekalan saja, kadang nombok," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement