REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan asap yang diduga hasil dari peristiwa kebakaran lahan dan hutan di Semenanjung Malaysia menjadi ancaman bagi Provinsi Riau. Karena, arah angin menuju daerah itu.
"Pantauan Satelit NOAA18 terakhir terlihat bahwa juga ada kabut asap karena kebakaran lahan dan hutan di Malaysia," kata Kepala Bidang Data BNPB Agus Wibowo kepada Antara di Pekanbaru, Senin (10/3).
Ia mengatakan kabut asap terlihat berada di wilayah bagian barat dan timur, bahkan satelit menunjukkan Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, juga tertutup asap tingkat sedang ("moderate haze").
"'Hotspot' itu juga terlihat cukup banyak di wilayah Semenanjung Malaysia dan arah angin mengarah ke Sumatera Utara dan Riau," katanya.
Jumlah 'hotspot' di Semenanjung Malaysia dari Januari sampai dengan 9 Maret adalah 225 titik, sedangkan di Sumatera (Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan) sebanyak 1.702 titik.
Kepala Bidang Data BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi, mengatakan arah atau pergerakan angin memang konsisten dari Timur Laut menuju Barat Daya yang artinya dari Malaysia mengarah ke Sumatera, Indonesia.
"Tapi, kami tidak menjamin, apakah asap dari negara tetangga itu sampai ke Riau atau Sumatra," katanya.
Pihaknya hanya melakukan olah data di Provinsi Riau, sedangkan untuk Malaysia tidak dilakukan secara mendalam.
Antara melaporkan kabut asap di sebagian besar Riau, khususnya Pekanbaru dan sebagian wilayah seberang Malaka, Malaysia, seperti Kota Dumai dan Bengkalis juga tampak masih diselimuti kabut asap tebal.