REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Rasulullah Muhammad SAW masih hidup, tentu Beliau akan bangga dengan umat Islam Indonesia yang mampu menyelenggarakan Islamic Book Fair (IBF) ini meskipun kita berada jauh dari tempat kelahirannya.
Pendapat ini diungkapkan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia (RI), Nasaruddin Umar, saat menutup secara resmi perhelatan Islamic Book Fair (IBF) di panggung utama Istana Olahraga (Istora), Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
"Seandainya Rasulullah bisa hadir menyaksikan kita semua, yang dilakukan umatnya dalam IBF, pasti beliau akan merasa sangat terhibur, tersenyum dan merasa bangga," ujar Nasaruddin Umar yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu, semalam.
Meskipun ummat Islam Indonesia saat ini, lanjut Nasaruddin, terpaut jauh dari waktu dan pusat kelahiran Rasulullah SAW, namun alhamdulilah kita mampu membuat prestasi seperti event IBF ini.
Hendaknya umat Islam, papar Nasaruddin, jangan pernah melupakan junjungan Nabi Muhammad SAW, karena hadirnya IBF ini berkat diri beliau.
Dalam penutupan IBF ke 13 di tahun 2014 ini, Wamenag RI pun menyatakan tema IBF terus berlanjut. Jika IBF sebelumnya bertema tentang bagaimana "Membumikan Al-Quran," maka saat ini berlanjut dengan bagaimana "Menjadikan Al-Quran sebagai karakter Individu".
"Tidak ada artinya kita membumikan Alquran kalau tidak sanggup melangitkan manusia," tegas Nasaruddin. Dengan berkarakter Alquran, Insya Allah kita menuju langit, mengorbitkan diri kita sendiri.
Dalam beberapa kali rapat panitia IBF di kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI, jelas Nasaruddin, ia pun megatakan Kantor Kemenag itu adalah uang rakyat, pajak rakyat.
Jadi, papar Nasaruddin, siapa pun sesungguhnya berhak untuk hadir dan menggunakan fasilitas itu. Even IBF ini diharapkan dapat memperkenalkan penyelenggara IBF dan pimpinan penerbit buku yang notabene anak-anak muda, harapan bangsa, kepada tokoh-tokoh umat Islam.