Sabtu 08 Mar 2014 15:59 WIB

Survei: Jokowi Pengaruhi Tingkat Partisipasi Pemilih

Acara pendeklarasian PDIP Pro Jokowi (PDIP-Projo) wilayah Jawa Timur.
Foto: Istimewa
Acara pendeklarasian PDIP Pro Jokowi (PDIP-Projo) wilayah Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga Survei Cirus Surveyors Group menemukan bahwa figur Joko Widodo memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu 2014. "Jokowi itu punya pengaruh 5 persen terhadap suara golput, karena pengaruh dia terhadap keterpilihan PDIP itu sekitar 10 persen. Kalau tidak ada Jokowi, kemungkinan 5 persen suara akan lari ke partai lain. Sementara 5 persen sisanya diprediksi berakhir golput," kata Direktur Eksekutif Cirus Andrinof Chaniago di Jakarta, Sabtu.

Dengan demikian, jika Jokowi dinyatakan sebagai capres PDIP sebelum Pemilu Legislatif 9 April, partai itu diprediksi meraih suara sedikitnya 30 persen. Namun, jika tidak mencalonkan Gubernur DKI Jakarta itu, perkiraan suara yang diraih partai sekitar 20 persen. Selain Jokowi, dalam survei yang dilakukan 1 Februari -- 8 Maret 2014 itu mencatat ada dua figur lain yang juga berpengaruh positif terhadap partai, yakni Prabowo Subianto (Partai Gerindra) dan Wiranto (Partai Hanura).

Dalam survei itu juga tercatat elektabilitas sejumlah figur seperti Jokowi, Prabowo Subianto, Wiranto, dan Aburizal Bakrie berada di urutan empat teratas. Dalam simulasi tujuh nama (capres) Jokowi di urutan teratas dengan elektabilitas 41,5 persen. Disusul kemudian oleh Prabowo 17,1 persen, Wiranto 8,9 persen dan Ical 8,0 persen.

Namun, jika Jokowi tidak disertakan dalam survei, Prabowo memimpin klasemen dengan 28,2 persen, Wiranto 13,4 persen, disusul Megawati 12,6 persen dan Jusuf Kalla 12,0 persen. "Apabila PDIP mencapreskan Jokowi dalam keadaan maju dengan pasangan paling lemah, Pilpres akan tetap dimenangkan partai ini," katanya.

Sementara itu, Prabowo yang maju dengan pasangan terkuat juga diperkirakan tetap kalah jika PDIP mencalonkan Jokowi. "Sedangkan Golkar terdesak oleh pilihan antara mengubah target dan orientasi ke koalisi dengan menawarkan cawapres ketimbang memenangkan Ical menjadi presiden," katanya.

Survei yang melibatkan 2.200 responden di 33 provinsi itu dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Adapun margin of error sebesar lebih kurang 2,0 persen dengan tingkat kepercayaan (significant level) 95 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement