REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Desa Kebayakan, Kecamatan Namantran, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, hingga kini belum lagi diizinkan untuk ditempati pengungsi erupsi Gunung Sinabung, karena daerah itu ditutupi debu vulkanik yang cukup tebal.
"Ini sangat berbahaya dan dapat mengganggu kesehatan pengungsi yang pulang ke desa tersebut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Dinasti Sitepu dihubungi dari Medan, Kamis.
Desa tersebut, menurut dia, tidak hanya dipenuhi material erupsi Gunung Sinabung, tetapi juga kerusakan lahan perkebunan milik warga di daerah itu cukup parah dan perlu penanganan Satgas Penanggulangan Bencana.
"Sampai kini pengungsi asal Desa Kebayakan itu, masih tetap tinggal di Posko Penampungan yang berada di Kabanjahe dan tidak dibenarkan pulang kampung halaman mereka," ucap Dinasti.
Dia menyebutkan, Desa Kebayakan dihuni 418 orang atau 108 kepala keluarga (KK), saat ini mereka masih berada di Posko Penampungan KWK Berastagi dan Oraet Labora. "Pemkab Karo juga belum memperbolehkan ratusan orang pengungsi tersebut pulang ke Desa Kebayakan," ucap Kepala BPBD Karo.
Informasi yang diperoleh di Posko Penanggulangan Bencana Sinabung, Kabanjahe, dari 17 desa yang izinkan untuk ditempati pengungsi, hanya Desa Kebakayan yang belum diisi oleh warga. Sedangkan, 16 desa lainnya telah ditempati pengungsi Sinabung, yakni Desa Batu Karang 4.954 jiwa (1.452 kepala keluarga), Desa Rimo Kayu 657 orang (196 KK), Desa Cimbang 234 orang (68 KK), dan Desa Ujung Payung 311 orang (93 KK).
Selain itu Desa Kutambelin 990 jiwa (265 KK), Desa Gung Pinto 551 orang (146 KK), Desa Naman 1.533 orang (424 KK), Desa Sukandebi 902 orang (259 KK) yang berada di Kecamatan Namantran. Desa Tiga Pancur 918 orang (256 KK), Desa Tiganderket 1.779 jiwa (505 KK), Desa Tanjunga Morawa 1.201 (338 KK), Desa Payung 1.788 orang (538 KK), Desa Jeraya 551 orang (146 KK), dan Desa Pintu Mbesi 242 orang (65 KK).
Jumlah pengungsi Sinabung, Rabu (5/3) tercatat 15.863 orang atau 4.988 kepala keluarga (KK), 6.149 laki-laki, 6.341 perempuan, 1.648 lanjut usia (lansia), 147 ibu hamil dan 906 bayi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level "Siaga" menjadi "Awas" terhitung mulai Minggu, (24/11) sekitar pukul 10.00 WIB.
Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai 4 km sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius 5 Km dari kawah Gunung Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan.