Kamis 06 Mar 2014 13:22 WIB

Melacak Jejak Si Pitung

Rep: c69/ Red: Karta Raharja Ucu
Rumah Si Pitung yang berlokasi di Marunda, Jakarta, disebu-sebut sebagai tempat persembunyiaan Si Pitung saat dikejar-kejar Belanda.
Foto: www.republika.co.id
Rumah Si Pitung yang berlokasi di Marunda, Jakarta, disebu-sebut sebagai tempat persembunyiaan Si Pitung saat dikejar-kejar Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tidak mengenal Pitung. Orang menjulukinya Robin Hood dari Betawi. Bagi Belanda, Pitung dicap sebagai seorang pelaku kriminal. Tapi, untuk masyarakat Betawi, ia adalah pahlawan besar. Tak heran kisahnya begitu melegenda hingga kini.

Dalam sejarah hidupnya, Pitung pernah mengunjungi sebuah rumah di Marunda, Jakarta Utara. Kini rumah berbentuk panggung itu dijadikan tempat wisata oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Adanya mah udah lama, dari tahun 1972, zamannya Ali Sadikin," ujar Farhan, juru kunci Rumah Si Pitung, saat berbincang dengan ROL, Rabu (5/3). Tahun itu juga Rumah Si Pitung diresmikan menjadi cagar budaya.

Rumah Si Pitung merupakan rumah panggung tradisional berbahan kayu. Ukurannya tidak cukup besar. Terdiri atas serambi depan, satu kamar tidur, ruang makan, dan dapur. Letaknya dekat dengan Teluk Jakarta. Kini rumah itu berdiri di atas undak-undakan yang terbuat dari beton. Dulunya, undakan-undakan itu terbuat dari papan kayu. Namun, karena terus-menerus digerus air laut, pijakan kayu menjadi lapuk.

"Aslinya ini emang bukan rumahnya, tapi rumahnya Haji Safiudin," kata Farhan menerangkan. Farhan menceritakan rumah itu dulunya milik orang kaya yang asal-usulnya juga tidak jelas. Ada yang bilang si pemilik rumah bekas korban garong Si Pitung. Ada yang bilang Safiudin mendermakan hartanya setelah membuat kesepakatan dengan Pitung. Lalu rumahnya menjadi tempat Pitung sembunyi.

Keterangan lainnya didapat dari Asmuni, petugas kebersihan tempat itu. Rumah yang menjadi persinggahan Pitung sebenarnya sudah tidak ada. "Dulunya rumah ini terkenal gara-gara buat syuting film Si Pitung, rumah aslinya udah nggak ada. Makanya pake yang ini," katanya menjelaskan.

Rumah Pitung aslinya, menurut Asmuni, ada di Rawa Belong. Ketika ditanya apakah Pitung tokoh nyata atau fiksi, Asmuni menjawab sembari tertawa, "Nggak tau juga saya."

Namun, terlepas perdebatan tersebut, ia menyatakan masyarakat Indonesia, khususnya warga Betawi, meyakini Pitung adalah tokoh nyata. "Pengunjung sering tanyanya makam Pitung di mana, padahal mana ada yang tahu," ucap Asmuni.

Dijelaskan Asmuni, pengunjung rumah tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti Bekasi, Cilincing, hingga Cakung. Pengamatan ROL, dari buku tamu terlihat Rumah Si Pitung dikunjungi ratusan orang dalam satu bulan. Bulan ini saja, sudah ada 883 pengunjung yang sebagiannya adalah pelajar. "Mau rame lagi hari Ahad tuh Mbak," ujar dia.

Biasanya pengunjung datang ke Rumah Si Pitung bukan hanya untuk wisata sejarah. Terkadang, kata Asmuni, ada beberapa pengunjung yang datang bersama rombongan menggelar pengajian. "Mereka Yassinan (membaca Surah Yassin --Red)," ucap Asmuni.

Ia menduga, kisah kesaktian Si Pitung dan jasanya kepada rakyat kecil membuat Rumah Si Pitung menjadi tempat ziarah layaknya makam-makan sembilan Sunan. Di sela-sela perbincangan dengan ROL, Asmuni menutup pintu gerbang. Padahal, meski sepi pengunjung, saat itu baru pukul 10.00 WIB. "Ada pengunjung lihat nenek-nenek duduk di tempat tidur sama cewek cakep lagi dandan. Saya juga kalau sendiri masuk ke rumah itu merinding," ujarnya sambil memegang dada. n c69 ed: karta raharja ucu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement