REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII Hasrul Azwar menilai tidak ada istilah standardisasi atau sertifikasi bagi ulama. Sejak dahulu ulama dikenal karena perilaku dan tindakannya.
"Masyarakat yang memberi stigma ulama. Kalau ada ulama yang bertindak menyalahi agama, status ulamanya tanggal seketika. Otomatis itu," ujar wakil ketua umum PPP tersebut, Rabu (5/3).
Menurutnya, menjadi ulama tidak ada akreditasinya. Sebab, ulama adalah pewaris Nabi. Mereka mewarisi sifat-sifat Nabi yang siddiq, amanah, jujur, cerdas dan tabligh. Ulama yang tindakannya tidak sesuai dengan sifat Nabi, ia langsung terhukum oleh masyarakat dan disebut ulama sesat atau ulama jahat.
Mengenai ustaz yang tampil di televisi dan memberi ceramah kepada masyarakat, ia setuju saja. Hasrul mengatakan, ustaz sama artinya dengan guru yang membagikan ilmu pengetahuan. "Semua orang bisa bergelar ustaz, tapi mereka belum tentu ulama," katanya.