Selasa 04 Mar 2014 21:14 WIB

APBN Pendidikan 20 Persen Belum Jamin Penguatan Daya Saing

Rep: heri ruslan/ Red: Taufik Rachman
Guru mengajar di kelas.  (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Guru mengajar di kelas. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat Gita Wirjawan menilai reorientasi arah pendidikan menjadi kunci penguatan sumber daya Indonesia dalam pentas persaingan global.

"Alokasi APBN 20 persen untuk pendidikan tidak menjamin peningkatan daya saing bangsa jika orientasi dan tata kelola dana pendidikannya tidak tepat," ujar Gita saat berdialog dengan anak-anak muda followers dan facebookers, Selasa (4/2) di Cafe the Boss, Makassar, Sulawesi Selatan.

Gita menegaskan, salah satu kebijakannya saat menjabat Menteri Perdagangan ialah menyekolah ratusan staf kementerian ke pelbagai universitas terbaik di luar dan dalam negeri.

"Dalam skala besar, harusnya kita bisa mengirim ribuan pelajar Indonesia ke kampus-kampus bergengsi tapi dengan perencanaan yang jelas. Saya lihat sekarang belum maksimal dan output sumber daya manusianya tidak merata," ujar ketua umum DPP Barindo ini.

Ia menambahkan pada bidang-bidang strategis justru sumber dayanya sangat minim akibat ketidakjelasan output pendidikan. Indonesia harus mengejar Tiongkok dan India yang sudah menghasilkan ribuan doktor karena investasi sumber daya manusia adalah kunci persaingan masa depan.

 

Pendiri Ancora Foundation ini juga bercerita bahwa dirinya nekat berangkat sekolah ke Amerika dengan modal pas-pasan. Pengalaman inilah yang mendorong yayasannya memberi beasiswa sekolah kepada puluhan pelajar.

 "Ayah saya seorang dokter yang bekerja di WHO, saat dia pensiun tekad saya untuk sekolah ke luar negeri tidak terbendung meski kondisi ekonomi keluarga kurang mendukung. Alhamdulillah survive, mengamen dan bekerja paruh waktu modal saya sekolah kala itu," paparnya.

"Saya percaya dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini akan banyak anak bangsa yang dengan mudah menimba ilmu di kampus-kampus ternama di dunia. Ini PR pemerintah yang akan datang,"ungkap calon presiden yang menyelesaikan masternya di Universitas Harvard ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement