Selasa 04 Mar 2014 16:56 WIB

Golkar Enggan Bicara Tentang Ratu Atut

  Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah saat tiba di gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Jumat (11/10).     (Republika/Prayogi)
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah saat tiba di gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Jumat (11/10). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ade Komarudin enggan bicara banyak tentang keterkaitannya dengan Gubernur Banten nonaktif Ratu Atut Chosiyah. Terutama dalam proses kesepakatan untuk mengusung tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu sebagai jago dalam Pilkada Banten.

"Kalau soal materi tanyakan ke atas (penyidik KPK)," kata Ade kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (4/3).

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Jawa I itu ke KPK dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk Atut atas kasus dugaan pengurusan sengketa Pilkada Kabupaten Lebak, Banten 2013 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Ade juga mengatakan dirinya kenal dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang tersangkut suap pengurusan pilkada yang dilakukan oleh Atut dan adiknya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan. 

Meski begitu, dia mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan Akil terkait kasus itu. "Kenal dong (dengan Akil), tapi tidak pernah (menjalin komunikasi)," ucap Ade.

Sebelumnya, Atut sebagai kandidat dari Golkar maju dalam Pilkada Banten tahun 2011 berpasangan dengan Rano Karno dari PDI Perjuangan. 

Namun, belakangan Atut justru tersangkut dalam pusaran kasus korupsi membuatnya harus meringkuk di balik jeruji Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dengan begitu, Rano menjadi pelaksana tugas kepala daerah provinsi Banten.

Atut resmi ditahan KPK setelah menjalani pemeriksaan pertama sebagai tersangka pada Jumat (20/12). KPK menetapkan gubernur Banten itu sebagai tersangka kasus dugaan suap sengketa Pilkada di Banten. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement