REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian merilis dampak dan penanganan pascabencana Gunung Sinabung dan Gunung Kelud di kantor Kementan, Selasa (4/3). Berdasarkan data Kementan kerugian akibat erupsi Gunung Sinabung untuk sektor pertanian diperkirakan berkisar antara Rp 1,3 triliun sampai Rp 1,5 triliun. Sedangkan kerugian akibat erupsi Gunung Kelud diperkirakan Rp 377,540 miliar. Demikian disampaikan Menteri Pertanian Suswono dalam konferensi pers.
Terkait erupsi Gunung Sinabung, Suswono menjelaskan, luas lahan pertanian yang rusak terkena abu vulkanik mencapai 50.921 ha di 14 kecamatan. Perinciannya, tanaman pangan seluas 26.666 ha, hortikultura 18.853 ha dan perkebunan 5.402 ha. Dari total luas lahan yang terkena abu vulkanik, luasan yang puso 12.399 ha dengan perincian tanaman pangan 2.255 ha, hortikultura 6.864 ha dan perkebunan 3.280 ha.
Menurut Suswono, komoditas yang paling banyak terkena dampak erupsi terutama tanaman hortikultura (sayuran), tanaman perkebunan (kopi, kakao dan cengkeh), tanaman buah-buahan (jeruk dan alpukat) dan tanaman pangan (padi ladang dan jagung), mengalami tingkat kerusakan ringan sampai sangat berat. Sementara hewan ternak, kata Suswono, telah diungsikan ke luar daerah dan sebagian sudah dijual oleh pemiliknya.
Terkait erupsi Gunung Kelud, Suswono menyebut luas lahan pertanian yang rusak terdiri dari padi 871 ha, jagung 790 ha, cabai merah 538 ha, cabai rawit 1.220 ha, tomat 155 ha, bawang merah 47 ha dan nanas 1.200 ha. "Tanaman ubi kayu, ubi jalar, mawar dan krisan, dalam jumlah kecil," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera ini. Komoditas pertanian yang paling terkena dampak erupsi adalah tanaman pangan (padi dan jagung), sayuran (cabai, tomat, kacang panjang), tanaman perkebunan (kopi, kakao dan tebu) dan tanaman buah-buahan (jeruk, apel, durian dan mangga). Kerusakannya dari tingkat ringan sampai sangat berah.
Sementara untuk ternak sapi perah di Kabupaten Malang dan Kediri, Suswono membenarkan adanya kesulitan mendapatkan pakan ternak. Ini seiring tertutupnya rumput pakan oleh material erupsi. Sebagian ternak lainnya dijual oleh pemiliknya akibat kesulitan mendapatkan pajak ternak. Secara keseluruhan, Suswono menyebut Kementan telah melakukan langkah-langkah rehabilitasi dan pemulihan. Misalnya, membantu menyediakan bibit tanaman pangan (padi dan jagung) maupun membantu penyediaan rumput pakan ternak/konsentrat dan menyediakan pakan ternak.