Senin 03 Mar 2014 17:02 WIB

SBY : Politisi Indonesia Tak Bisa Menakar Diri

Rep: Esti Maharani/ Red: Indira Rezkisari
Buku SBY, Selalu ada Pilihan,
Foto: Repro. Maman Sudiaman/Republika
Buku SBY, Selalu ada Pilihan,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melihat ada kelemahan dari para politisi di Tanah Air. Menurutnya, kebanyakan dari mereka tidak bisa menakar diri sendiri.

“Terus terang, di sinilah kelemahan kita. Kelemahan para politisi kita untuk pandai menakar diri, atau secara jujur dan logis mengukur dirinya sendiri,” katanya, dalam buku 'Selalu Ada Pilihan' di halaman 341.

Ia mengatakan tanpa bermaksud merendahkan kemampuan dan peluang yang dimiliki para politisi yang ingin menjadi pemimpin bangsa, maka ia menyarankan agar kalsulasi yang matang mutlak dilakukan. Menurutnya, mengkalkulasi sebuah peluang dan kemungkinan untuk sukses memang tidak mudah. Tetapi, hal tersebut amat penting bagi seorang politisi.

Dalam artikel berjudul 'Apa Saja Yang Dipersiapkan', Presiden SBY berbagi tentang hal-hal yang harus dipersiapkan oleh calon presiden mendatang.

Pertama, calon presiden harus memiliki visi serta konsep dan rencana untuk mengatasi persoalan bangsa.

“Kalau anda tidak memiliki visi dan solusi untuk negeri ini, maka Anda tidak pantas dan tidak tepat untuk memimpin Indonesia. Maaf. Taruhannya terlalu besar untuk bangsa, jika memiliki pemimpin yang tidak punya visi dan solusi atas berbagai permasalahan bangsa,” tulisnya.

Kedua, harus siap lahir batin, fisik dan mental untuk melaksanakan kampanye pemilihan presiden. Ia mengatakan kampanye pilpres itu melelahkan. Banyak tekanan kepada sang capres termasuk rasa takut jika kalah.

“Selama masa kampanye tersebut sangat besar kemungkinannya Anda akan dihajar dengan berbagai serangan, bahkan bisa sampai tingkat pembunuhan karakter dan fitnah. Kampanye negative dan kampanye hitam juga akan Anda hadapi,” katanya.

Ketiga, seorang yang memiliki keinginan dan ambisi untuk menjadi presiden haruslah dicalonkan oleh sebuah partai politik yang memenuhi persyaratan undang-undang. Percuma jika sudah berupaya keras memperkenalkan diri kepada publik tetapi tidak ada partai politik yang menjadi basisnya.

Terakhir, kesiapan dan persiapan mental untuk menerima kemenangan dan kekalahan. Sikap menerima kekalahan adalah hal yang paling sulit dilakukan. Karena itu, ia menyarankan agar sebelum final, semua yang bertarung dalam pemilu harus mencoba sekuat tenaga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement