REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Alas Kota Bot, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur Muksimus Tuas, diduga ditembak hingga tewas oleh teman majikannya.
"Saya menduga suami saya menjadi korban penembakan teman majikannya saat berburu," kata Istri Muksimus Tuas, Riani, saat ditemui di Bandara El Tari, Kupang dalam penerbangannya dari Malaysia bersama jenazah suaminya dengan pesawat Garuda, Kamis.
Kendati pun demikian, Riani tidak bisa memastikan apakah suaminya menjadi korban karena sengaja ditembak atau karena salah tembak. "Saya belum tahu apakah suami saya itu korban salah tembak atau memang sengaja ditembak," katanya.
Dia mengatakan, sudah bersama suaminya Muksimus Tuas di Malaysia dan bekerja sebagai tukang kebun, di sebuah perkebunan sawit milik majikannya, selama 13 tahun.
"Namun naas menimpa suami saya dan meregang nyawa karena ditembusi peluru, pada Selasa (18/2) lalu," katanya.
Menurut Riani, insiden penembakan yang telah merenggut nyawa suaminya tersebut, sedang diselidik oleh Polisi Diraja Malaysia. "Saya berharap, kejadian ini segera terungkap," katanya, sedih.
Jenazah Muksimus dan istrinya Riani, dijemput ratusan keluarga dan kerabat di Bandara El Tari Kupang, dalam suasana haru.
Setelah tiba di bandara, jenazah lalu disemayamkan sementara dan didoakan seluruh keluarga dan kerabat, sebelum diberangkatkan ke kampung halaman di Desa Alas Kota Bot, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.
Muksimus Tuas, tewas tertembak, di sebuah hutan bernama Ipo, yang jaraknya sekitar 200 km dari Kuala Lumpur-Malaysia, saat bersama teman majikannya Chong Kaming, berburu di hutan negeri jiran tersebut.
Korban Muksimus, adalah seorang TKI legal yang berada di Malaysia bersama istrinya. Diketahui Muksimus pergi menggunakan dokumen resmi, dengan nomor paspor 092483.
Beberapa anggota keluarga korban di Bandara El Tari mengatakan, akan menuntut majikan korban segera membayar penuh gaji Muksimus Tuas, yang belum diterima selama kurang lebih satu tahun, serta asuransi kecelakaan yang menimpa korban.
"Kita akan tuntut semua hak korban," kata salah seorang keluaga korban.