REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebakaran lahan yang terjadi di Riau semakin parah. Jarak pandang semakin pendek. Asap menggumpal dan menyebar ke sejumlah daerah di Riau. Hal ini mengakibatkan propinsi ini berstatus darurat bencana.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan bencana ini mengakibatkan jarak pandang kurang dari 1 km. Untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Saat ini Pemprov Riau sudah menerbitkan surat tanggap darurat penanganan bencana kabut asap mulai 25 Februari hingga 12 Maret 2014. Surat Siaga Darurat sudah dikeluarkan oleh Walkot Dumai, Bupati Rohul, sedang Surat Tanggap Darurat sudah dikeluarkan oleh Kab Kampar, Siak, Bengkalis dan Pelalawan.
Danrem 031/WB Brigjen Agus Irianto bertindak sebagai komandan tanggap darurat. Pemprov Riau sudah mengumpulkan Perusahaan HTI di Riau dan sepakat untuk melakukan pemadaman sesuai dengan kemampuan. Sutopo menyatakan kebakaran sudah parah sehingga perlu dipadamkan dari udara dengan pesawat kapasitas besar. “Gubernur minta bantuan BNPB untuk mendukung hal tersebut,” imbuhnya, saat dihubungi, Kamis (27/2). Dana sebesar Rp 10 miliar dialokasikan untuk menanggulangi bencana ini. Kekurangannya dimintakan dukungan ke BNPB.
Yang disesalkan, jelasnya, bencana ini ternyata melibatkan aksi masyarakat setempat. Mereka diduga terlibat dalam aksi pembakaran lahan. Polda Riau sudah melakukan sosialisasi dan penangkapan terhadap tersangka pembakar, “Sampai saat ini sudah ada 26 tersangka yang ditangkap,” imbuhnya. Selain itu, kebakaran ini ternyata melibatkan sejumlah perusahaan. Saat ini, jelasnya, Kementerian Lingkungan Hidup memantau proses hukum terhadap tujuh perusahaan yang diduga terlibat dalam aksi pembakaran pada 2013 lalu.
BNPB mengirim tim yang dipimpin oleh Sekretaris Utama BNPB, Fatchul Hadi, ke Pekanbaru untuk melakukan koordinasi dengan pejabat terkait pada tanggal 26 Maret 2014.3. posko utama penanggulangan bencana kabut asap disiapkan di Kantor BPBD Prov Riau. “Jika nanti diperlukan dukungan operasi udara maka akan dibuka posko ops udara di Lanud Pekanbaru,” imbuh Sutopo.
Data hotspot yang dipakai untuk memantau sebaran titik api adalah data hotspot dari Kemenhut. Untuk mendukung pemadaman, Kemenhut juga telah memobilisasi Manggala Agni, Polhut dan peralatannya. Pemprov Riau sudah siap menggunakan dana tanggap darurat sekitar Rp10 miliar untuk pemadaman kebakaran. Beberapa daerah juga memiliki dana tanggap darurat yang bisa digunakan. Infeksi saluran pernafasan (ISPA) dikhawatirkan menyerang warga disana. terutama terhadap anak-anak sekolah, Pemprov mengimbau seluruh Satker/SKPD terkait dapat mengambil tindakan cepat.