Rabu 26 Feb 2014 21:51 WIB

Harga Beras Terus Merangkak Naik

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Harga Beras Mulai Naik
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Harga Beras Mulai Naik

REPUBLIKA.CO.ID,  BANYUMAS -- Harga beras di pasaran terus merangkak naik. Bencana banjir yang terjadi di sentra produksi padi di Pantura Jateng dan maraknya serangan hama tanaman pada musim tanam pada masa rendang tahun ini, diduga menjadi penyebab utama kenaikan harga beras.

Seperti di Pasar Wage yang menjadi pasar induk bagi warga di Kabupaten Banyumas, harga beras jenis IR 64 kualitas asalan, sudah menyentuh harga Rp 8.800 per kg. Sementara untuk kualitas yang lebih baik, seperti IR 64 Super, Pandan wangi, Memberamo dan Delanggu, sudah mencapai kisaran harga Rp 9.500 hingga Rp 10.000 per kg.

Rohana (52), seorang pedagang beras di pasar tersebut menyebutkan, harga beras memang terus mengalami kenaikan sejak dua pekan lalu. ''Naiknya memang tidak drastis, tapi setiap hari mengalami kenaikan sedikit demi sedikit,'' jelasnya.

Seperti beras jenis IR 64 kualitas asalan, dua pekan lalu masih dihargai Rp 8.000 hingga Rp 8.200 per kg. Namun karena setiap hari mengalami kenaikan, maka harga beras jenis tersebut kini telah mencapai Rp 8.800 per kg.

 

Sementara untuk beras kualitas super atau yang biasa disebut beras premium, saat ini sudah mencapai harga Rp 9.500 hingga 10.000 per kg. Selain itu, dia juga mengaku kesulitan mendapatkan jenis beras itu. ''Sekarang susah cari beras kualitas premium. Saya yang biasanya mendapat pasokan 5-6 kwintal per minggu, sekarang hanya mendapat 2 kwintal,'' katanya.

Manajer KUD Patikraja, Faturrahman yang juga menjalankan usaha perdagangan beras, memperkirakan harga beras ke depan akan terus merangkak naik. Bahkan musim raya yang diperkirakan berlangsung akhir Maret-April, kemungkinan juga tidak akan signifikan menurunkan harga beras.

''Hama wereng dan tikus, pada musim tanam ini menyerang hampir di semua kabupaten wilayah eks Karesidenan Banyumas. Seperti sawah di sentra penghasil beras seperti di Kecamatan Maos dan Kesugihan Kabupaten Cilacap, serta Sumbang dan dan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas, banyak yang terserang hama. Kalau tidak wereng, ya tikus,'' katanya.  

Hama tersebut juga banyak menyerang sawah-sawah di wilayah Purbalingga dan Banjarnegara. ''Dengan kondisi seperti ini, saya perkirakan produksi padi di eks Karesidenan Banyumas pada musim tanam ini akan turun  cukup banyak,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement