REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Rikwanto mengungkapkan, geng motor Tangki yang meneror Bekasi, Jawa Barat, tidak memiliki spesifikasi dalam merekrut anggota baru.
Sifatnya bebas dan tidak terperinci. Mereka, kata Rikwanto, ingin diakui eksistensinya. Sebab, Rikwanto menyebut mereka lemah jika berjalan sendiri-sendiri.
Rikwanto mengatakan, perilaku seseorang diwarnai dengan perilaku kelompoknya. Karena ingin masuk kelompok tersebut, ia lalu melakukan apa saja. “Mereka yang ingin masuk harus berani minum minuman keras dan berani berkelahi,” kata Rikwanto.
Ia mengaku miris dengan perilaku dan tindak kriminal yang dilakukan geng motor Tangki di Bekasi, Jawa Barat. Rikwanto mengatakan, geng motor Tangki sudah berdiri selama satu tahun. “Karena, terpicu adanya kelompok geng motor yang lain,” kata dia, Rabu (26/2).
Tindakan geng Tangki di Pondok Gede sudah masuk ranah kriminal. Tindak kekerasan itu terjadi di Warnet D'Cornet, Jalan Raya Pasar Kecapi RT 001 RW 004, Keluarahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati Bekasi, Ahad (16/2). Selain merampas telepon seluler milik pengunjung warnet, mereka juga membacok pemilik warnet. Mereka juga sempat memberhentikan seorang pengendara motor dan menyiramkan air keras sebelum membawa kabur motornya.
Sebelas pelaku yang terlibat dalam kasus itu sudah diamankan. Mereka berusia 14-27 tahun dan berprofesi sebagai pelajar SMP, SMA, hingga mahasiswa.