Rabu 26 Feb 2014 18:45 WIB

25.438 Warga Riau Sakit Akibat Asap

Kebakaran terjadi lahan kebun kelapa sawit terlihat dari udara di Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (27/6). Kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau masih terjadi setelah sepekan tanggap darurat asap diberlakukan.
Foto: Antara/Topan Ali
Kebakaran terjadi lahan kebun kelapa sawit terlihat dari udara di Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (27/6). Kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau masih terjadi setelah sepekan tanggap darurat asap diberlakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak 25.438 warga di Pekanbaru, Riau terserang penyakit yang disebabkan oleh asap kebakaran lahan dan hutan selama Februari 2014.

"Data dari Dinas Kesehatan Riau menunjukan jumlah warga sakit karena asap terus bertambah. Jumlah pertambahannya rata-rata lebih 1.000 orang dalam sehari," kata Kepala BPBD Riau Said Saqlul Amri kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan, berdasarkan data dinas kesehatan, ada 22.411 warga terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Warga juga banyak menderita iritasi kulit yang mencapai 1.141 orang, asma sebanyak 865 orang, iritasi mata 564 orang, dan pneumonia 457 orang.

Sebelumnya Pemprov Riau telah menetapkan status Tanggap Darurat Asap terhitung sejak 26 Februari yang akan dievaluasi setiap dua pekan. Dengan begitu, ia mengatakan seluruh warga Riau yang terkena ISPA akibat polusi asap akan digratiskan biaya pengobatan di puskesmas dan rumah sakit daerah.

Berdasarkan alat pengukuran kualitas udara, lanjutnya, indeks pencemaran udara di Pekanbaru di dua titik mencapai angka 182 dan 280 Psi (pollutant standar index).

Kondisi polusi udara terparah berada di Kabupaten Siak karena dari tiga titik pengukuran indeks pencemaran selama tiga hari terakhir mencapai angka 500 Psi. "Indeks di atas 300 Psi itu artinya polusi udara sangat berbahaya," katanya.

Meski begitu, jumlah penderita ISPA tertinggi sebenarnya berada di Kabupaten Rokan Hilir yang mencapai 6.778 orang. Hanya saja, pemerintah belum memiliki alat pengukur pencemaran udara disana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement