Selasa 25 Feb 2014 15:28 WIB

Duh, 23 Persen Pedagang Masih Terjerat Rentenir

Usaha kecil menjadi pangsa utama para rentenir.
Foto: Baznas
Usaha kecil menjadi pangsa utama para rentenir.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua Tim Peneliti Pemetaan Pola Pendanaan Lembaga Keuangan Nonbank Banyumas Endang Sri Gumawati mengatakan bahwa 23 persen pedagang memanfaatkan bank plecit atau rentenir untuk mendapatkan pinjaman modal.

"Segmentasi pendanaan yang dijalankan bank plecit adalah pedagang kecil dengan omzet sekitar Rp 1 juta hingga Rp 10 juta. Padahal, suku bunga yang ditawarkan bank plecit melebihi 50 persen dari pinjaman," katanya di Purwokerto, Selasa (25/2).

Endang mengatakan hal itu dalam Seminar Nasional Memperkuat Kemandirian Pasar Tradisional yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto di Gedung Roedhiro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sekitar 63 persen pedagang tidak pernah mendapat kucuran kredit dari bank formal dalam perjalanan usahanya.

"Berdasarkan hasil penelitiannya, sekitar 59 persen pedagang enggan meminjam ke bank formal karena alasan prosedur," kata dia yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Purwokerto.

Oleh karena itu, dia mengharapkan bank formal segera memperbaiki skema pinjaman kreditnya agar pedagang bisa menghindari bank plecit yang sangat mencekik leher.

Sementara itu, Ketua Pusat Studi Kewirausahaan Universitas Mercu Buana Yogyakarta Awan Santosa mengatakan bahwa persoalan bank plecit juga dipengaruhi pertumbuhan pasar modern yang menggerus pasar tradisional.

Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan omzet pasar tradisional turun drastis hingga kisaran 30--60 persen.

"Sebaiknya ada revitalisasi pasar tradisional melalui mekanisme koperasi pasar. Dengan demikian, hubungan antara produsen di perdesaan dan pedagang di pasar tradisional bisa terjaga," katanya.

Pedagang di Pasar Tambaksogra, Sumbang, Kabupaten Banyumas, Sudarmi mengatakan bahwa banyak pedagang yang lebih memilih mengakses pinjaman dari bank plecit karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan uangnya dapat dicairkan dalam waktu singkat.

Akan tetapi, kata dia, gerakan yang dilakukan bank plecit seperti halnya rentenir karena bunga pinjamannya sangat tinggi sehingga pedagang sulit untuk mengembangkan usahanya. "Mereka (bank plecit, red.) seperti rentenir, sekali terperangkap, sulit untuk keluar," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement