REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Rumah wartawan Radar Magelang, Jawa Tengah, Frietqi Setyawan, Senin (24/2) dini hari dilempar tiga bom molotov. Dua bom molotov sempat meledak di teras dan di sebelah kiri bawah cendela dan merusak satu kursi.
"Kejadiannya kira-kira pukul 02.00, waktu itu saya mau tidur dan bangun lagi," kata Frietqi Setyawan kepada Republika di Magelang, Senin (24/2).
Saat hendak bangun, kata Frietqi, terdengar suara benda jatuh di teras rumahnya. Ia mengira suara itu dari komplek Akademi Militer Magelang.
"Di belakang rumah saya, komplek Akmil. Saya kira Akmil sedang latihan malam," kata Frietqy yang tinggal di Jalan Jagoan 3 nomor 267 RT 2/RW 8 Kelurahan Jurang Ombo Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.
Namun setelah benda jatuh, lanjut Frietqi, ada bunyi pletok-pletok seperti ada benda terbakar. Selanjutnya penjual angkringan yang berada di depan rumah berteriak kebakaran. "Saya langsung keluar dan menjauhkan kursi ke halaman agar api tidak menjilat rumah," katanya.
Setelah kursi selesai dipadamkan, kemudian Frietqi memadamkan api yang ada di dekat jendela menggunakan guling. Setelah padam, Frietqi agak cemas, ternyata masih ada satu bom molotov yang belum meledak di bawah mobil.
"Saya menggunakan genter (bambu panjang), untuk menyingkirkan molotov dari bawah mobil. Saat itu, anak saya membawa air dari dalam rumah dan diguyurkan, api padam. Saya baru lega," katanya.
Kemudian Frietqi diberitahu oleh penjual angkringan, ciri-ciri pelempar bom mengenakan jaket hitam dan badannya tinggi besar.
Sedang motif pelemparan, Frietqi mengaku tidak tahu pasti. "Saya merasa tidak punya musuh, tidak memiliki dendam. Kemungkinan ada kaitanya dengan kasus korupsi," katanya.
Kini kasusnya sudah ditangani Polresta Magelang. "Kita sudah laporkan ke Polresta. Tadi malam Kapolres, Kabagreskrim langsung turun tangan," kata AKP wagiyanti, Kapolsek Magelang Selatan kepada Republika, Senin (24/2).