Ahad 23 Feb 2014 14:44 WIB

Inikah Bukti Sakit Hati SBY Pada Anas?

Rep: Esthi Maharani/ Red: Muhammad Hafil
SBY Terpilih Aklamasi
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
SBY Terpilih Aklamasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susilo Bambang Yudhoyono diam-diam memendam rasa sakit hati terhadap juniornya, Anas Urbaningrum. Hal tersebut dapat dilihat dari buku ‘Selalu Ada Piihan’ yang diterbitkan awal tahun ini. 

Meski tak menyebut secara langsung nama Anas, tetapi beberapa peristiwa merujuk pada sosok yang sekarang menjadi tahanan KPK. Bahkan, sindiran itu tak hanya sekali dijabarkan dalam buku yang ditulis sendiri oleh Presiden SBY. 

Contohnya, dalam artikel berjudul Awas Kekuasaan Itu Menggoda. Di halaman 642, Presiden menuliskan peristiwa yang menurutnya keterlaluan yaitu saran agar SBY kembali mencalonkan diri sebagai wakil presiden di pemilu 2014. Ia mengatakan hal tersebut adalah bentuk penghinaan. 

Tujuannya pun sangatlah jelas yakni memperolok dan menyakiti hatinya dan keluarga. “… tentu keterlaluan apa yang dihinakan oleh seseorang yang nampaknya benar-benar frustasi karena ambisinya yang membara tidak bisa diwujudkan. Apa inti hinaan itu? Disampaikan oleh yang bersangkutan sebaiknya SBY maju lagi dalam Pilpres 2014 yang akan datang dengan menjadi wakil presiden. Disebutkan kemudian bisa menjadi wakil presidennya si A, si B dan lain-lain. Niatnya tentu untuk memperolok dan menyakiti hati saya dan keluarga,” tulisnya. 

Pada awal Desember 2013, Anas Urbaningrum berkicau lewat akun twitter pribadinya. Ia mengusulkan agar SBY maju sebagai calon wakil presiden 2014-2019. Menurutnya, SBY merupakan kartu truf partai untuk menghindari keterpurukan hasil pileg. 

Anas juga sempat menduetkan SBY dengan para tokoh nasional yang akan maju sebagai calon presiden seperti Prabowo hingga Hatta Rajasa. Saran Anas tersebut nyatanya mendapatkan respon sejumlah orang dekat Presiden SBY. Di bukunya itu, SBY mengatakan para sahabat dan konsituennya banyak yang marah dengan hinaan dan olok-olokan tersebut. “Keterlaluan. Dasar anak durhaka. Untung tidak jadi pemimpin. Pemimpin model apa suka menghina orang lain seperti itu. Apalagi Pak SBY lebih tua,” tulis SBY mengutip komentar para sahabatnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement