REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kapal cepat MP Jejoven Faster tujuan Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Jambi)-Batam (Kepulauan Riau) yang bernama MP Jejoven Faster, Sabtu sekitar pukul 11.00 WIB tenggelam.
Namun sebanyak 11 awak kapal dan 19 penumpang kapal tersebut berhasil selamat setelah nahkoda mengarahkan kapalnya ke tepi pantai.
Kapal cepat yang bertolak dari Pelabuhan Marina Batam tersebut mengalami mengalami masalah kebocoran pada lambung kapal di bagian mesin yang menyebabkan air laut dengan cepat masuk ke dalam kapal.
Kepala Syahbandar Tanjung Jabung Barat Rizalihadi melalui Kasat Kambandar Junaidi saat ditemui menjelaskan kronologis kejadian.
Kapal bertolak dari Pelabuhan Marina Batam menuju Kualatungkal pada Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB. Setiba di perairan Kepulauan Riau, tepatnya di Sungai Laut, Kuala Enok, Kabupaten Inhil Provinsi Riau, tiba-tiba lambung kapal bocor.
"Setelah satu jam kapal tersebut berangkat, kapal bocor di bagian lambung yang menyebabkan air dengan cepat masuk ke dalam kapal," ujarnya.
Namun, dengan cepat nahkoda mengambil tindakan dengan mengarahkan haluan kapal ke tepian pantai untuk segera menyelamatkan penumpang.
"Nahkoda membawa kapal ke tepi pantai dibantu oleh pompong-pompong (kapal nelayan)," katanya.
Pihak syahbandar belum mengetahui penyebab pasti kapal cepat tersebut mengalami kebocoran, namun dugaan kuat dugaan terlalu kuat terhempas ombak, sehingga "fiber bout" bagian lambung yang diduga bekas tambalan pecah.
"Mungkin kena hantaman ombak kuat, bisa juga karena benda keras seperti kayu," katanya.
Saat kejadian, ombak di perairan di Semenanjung Sungai Laut Kuala Enok sedang mencapai dua meter bahkan bias empat meter.
H. Syafrudin, Kepala Cabang Pelabuhan Kualatungkal mengatakan, pihaknya akan segera menangani penumpang dengan menjemput ke lokasi.
"Semua korban dan awak kapal selamat, saat ini kami sudah menindaklanjuti dengan menjemput para penumpang dan ABK," ujarnya.
Untuk pertolongan pertama, para penumpang dibawa ke kantor Syahbandar di Kuala Enok untuk mendapatkan perawatan. Para korban saat ini dibawa kembali ke Kualatungkal dan pada Minggu diberangkatkan lagi ke tujuannya ke Batam.
Dengan diantar Kepala Syahbandar Kuala Enok Kapten Bintang, para penumpang dibawa kembali ke kota Kualatungkal, karena mereka tidak diperkenankan melanjutkan perjalanan mengingat cuaca sedang tidak baik.
Saat sampai ke Pelabuhan Kualatungkal, para penumpang tampak shock dan beberapa ibu-ibu menangis sambil menggendong anaknya karena di dalam kapal naas itu, dari 19 penumpang empat di antaranya masih balita.
Para penumpang mengatakan, pada saat kejadian, ombak sedang kuat, dan tiba-tiba air laut masuk ke dalam kepal dan telah merendam kaki mereka.
"Saat itu mesin kapal masih hidup, kami semua panic, air sudah masuk ke dalam kapal, sudah sebetis tingginya, kami juga semua sudah pakai pelampung," ujar Sobirin, salah satu penumpang.
Pada saat itu, penumpang lain juga ada yang membuang sebagian barang-barang yang dibawa oleh kapal tersebut.
"Barang-barang kami buang, yang penting selamat," ujar ibu-ibu sambil menunjukkan dompetnya.
"Untung ada beberapa pompong nelayan, setelah kami turun, kapal menghujam tenggelam dan tinggal ujungnya yang terlihat," katanya.
Sejumlah penumpang saat ditanya mengaku tidak akan melanjutkan perjalanan ke Batam karena takut dan masih trauma. "Kami nggak berani pak, takut," ujar penumpang tersebut.