REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Gemuruh kawah Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, semakin melemah pascaletusan September 2013.
"Kalau sebelumnya suaranya cukup kuat seperti jet, tapi mulai melemah saat ini," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, Sabtu.
Dia mengatakan beberapa hari lalu petugas pos pengamatan melakukan pengamatan di kawah Gunung Lokon, namun tidak terpantau munculnya kubah lava di dasar kawah.
"Jadi, selain mengamati kondisi kawah, kami juga mengecek bunyi gemuruh yang keluar dari kawah. Tidak juga terpantau adanya bara api di dasar kawah," katanya.
Dia mengatakan indikasi penurunan aktivitas Gunung Lokon dapat dilihat dari rekaman frekuensi kegempaan vulkanik yang terus menurun dari 10 kali dalam sehari pada biasanya, menjadi tiga kali sehari.
"Penurunan aktivitas semakin signifikan. Karena itulah, pada akhir tahun lalu kami telah mengusulkan agar statusnya diturunkan menjadi waspada pada level dua. Belum ada jawaban dan mungkin saja ada pertimbangan tersendiri dari PVMBG Bandung," katanya.
Dia mengatakan, sambil menunggu penurunan status, warga di radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan tetap bersiaga.
"Karena statusnya masih siaga pada level tiga, diharapkan jangan ada aktitivitas di radius bahaya yang telah ditetapkan pemerintah," ajaknya.