REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Status Gunung Kelud sudah diturunkan ke level siaga. Namun bantuan untuk para pengungsi masih terus mengalir. Hal ini mengingat masih banyak pengungsi yang memilih bertahan di lokasi pengungsian.
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo melalui Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Asma'I menuturkan, pihaknya menerima bantuan berupa obat-obatan, vitamin, pakaian, selimut, sabun mandi, sabun cuci tangan, tisu basah, pembersih lantai, handuk dan perlengkapan bayi untuk disalurkan kepada para pengungsi.
"Kegiatan kemanusian kali ini, bertujuan untuk membantu masyarakat korban erupsi Gunung Kelud," ujar Asma'I di Markas Kodam V Brawijaya di Surabaya, Jumat.
Sementara Iris Herani selaku Operation Head CSR Tempo Scan mengatakan, bantuan senilai total Rp 500 juta itu merupakan bentuk kepedulian pihaknya dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
"Baik mereka yang menjadi korban bencana alam maupun yang kurang mendapatkan layanan kesehatan yang optimal," kata Iris dalam pernyataan tertulis, Jumat (20/2).
Tidak hanya di Blitar, Iris mengatakan pihaknya juga mendirikan Posko Kesehatan di Kediri dengan menggandeng Yayasan Obor Berkat Indonesia. Mereka memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis kepada para korban erupsi Gunung Kelud.
"Untuk kegiatan kali ini kami menurunkan tim medis sebanyak 15 orang yang terdiri dari dokter, paramedis dan logistik," ujar Ketua OBI, Non Rawung.
Sebelumnya, pada Kamis (20/2) kemarin Kepala Badan Geologi ESDM Kementerian ESDM, Surono mengumumkan status Gunung Kelud diturunkan ke level siaga. Penurunan status itu dilakukan setelah tim Geologi ESDM memantau kondisi Gunung Kelud sejak meletus hingga Rabu (19/2/2014) pukul 24.00 WIB, dan tidak lagi ditemukan aktivitas Kelud berupa tremor vulkanik.