REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset di bidang kelautan dan perikanan mulai digalakkan. PT Indofood mengajak mahasiswa strata 1 yang saat ini sedang membuat skipsi untuk melakukan penelitian mengenai potensi pangan berbasis sumber daya laut melalui program Indofood Riset Nugraha (IRN).
Pakar teknologi pangan FG Winarno mengatakan, potensi laut Idnonesia belum banyak digali. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan laut terbesar di dunia. Indonesia memiliki 8.500 spesies ikan, 550 spesies rumput laut dan 950 spesies terumbu karang. Sumber daya ini belum banyak diteliti secara mendalam.
"Orang baru mengenal ikan, padalah produk laut tidak hanya ikan. Kita juga memiliki plankton. Semua makanan laut memiliki omega 3 untuk mencerdaskan tapi belum digali secara dalam," ujar Winarno, saat ditemui baru-baru ini.
Ketua Tim pakar IRN ini menjelaskan, sumber pangan yang berasal dari laut memiliki alternatif keunggulan. Keunggulan ini bisa dilihat dari segi potensi maupun gizi dan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Dia mengatakan negara yang bisa mengolah kekayaan laut dengan baik akan bisa menjadi negara yang maju.
Misalnya Jepang. Masyarakat Jepang gemar mengonsumsi ikan yang kaya akan gizi yang baik bagi perkembangan otak. "Gizi yang baik itu berasal dari laut," katanya.
Direktur Indofood Joseph Bataona mengatakan ini merupakan tahun awal Indofood mulai berkonsentrasi mengajak mahasiswa melakukan penelitian berbasis laut. Selama ini, Indofood fokus pada pengembangan pangan berbasis tepung, gandum, aneka umbi, daging beserta turunannya.
"Untuk sumber daya laut memang baru resmi diproklamirkan," katanya.
Ia berharap melalui program IRN ini akan tercipta ide-ide kreatif dan inovatif dengan penelitian unggul yang mudah diaplikasikan sehingga menghasilkan sumbangsih bagi bangsa.
Cakupan penelitian meliputi teknologi pangan dan gizi masyarakat, sosial, ekonomi, budaya, budidaya pertanian dan peternakan. Proposal ini nanti akan diseleksi oleh tim pakar IRN. Indofood akan memberikan biaya bagi proposal yang layak untuk didanai.