REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim) membantah kedatangan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Senayan, Jakarta, pada Kamis (20/2) bukan untuk ditawari menjadi calon wakil presiden (cawapres). Penegasan tersebut disampaikan Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Muhamad Fikser.
“Bu Risma datang ke DPR RI karena memang ada undangan resmi dari DPR RI dan beliau memenuhi undangan itu. Jadi ini saya mau meluruskan saja pemberitaan yang berkembang sehingga bisa sesuai dengan yang sebenarnya,” katanya di kantor Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jumat (21/2).
Muhamad Fikser kemudian menunjukkan undangan resmi dari DPR RI bernomor PW/01536/DPR RI/II/2014. Undangan dengan stempel DPR RI tersebut berbunyi klarifikasi pengaduan masyarakat dengan mencantumkan sifat undangan penting. Undangan tersebut juga mencantumkan tanda tangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, Winantuningtyastuti. “Ini saya tunjukkan undangannya bahwa benar ada undangan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pertemuan Risma dengan Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso yang membidang politik, hukum dan keamanan tersebut berlangsung tertutup selama 10 menit. Setelah itu, Priyo Budi Santoso lantas menggelar jumpa pers bersama walikota untuk memberikan keterangan kepada puluhan wartawan yang sudah menunggu.
“Saya tidak tahu detil apa yang dibahas karena ketika pertemuan saya tidak ikut serta. Saya baru mendampingi bu Risma ketika jumpa pers karena menjalankan tugas kehumasan,” ujarnya.
Muhamad Fikser menegaskan bahwa kehadiran Risma bukan untuk tujuan lain tetapi hanya karena memenuhi undangan DPR RI. Ketika ditanya apakah kehadiran Risma ke Gedung Nusantara karena terkait isu ditawari jadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang, Fikser membantahnya.
Menurutnya, Risma sudah sering menegaskan beliau tidak tertarik urusan menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres). “Juga tidak benar kalau ada yang menyebut Risma datang untuk mengadu atau curhat,” katanya.