REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kebakaran di lahan kawasan Cagar Biosfer Giam Bukitbatu-Siak Kecil terus meluas. Kepala Kepolisian Resor Bengkalis, AKBP Andry Wibowo, mengatakan, lahan yang terbakar lebih dari seribu hektare.
"Kebakaran di lahan cagar biosfer itu telah terjadi sejak dua pekan terakhir. Sampai sekarang api masih terus meluas," kata Andry lewat sambungan telepon, Kamis malam.
Andry mengatakan, upaya pemadaman kawasan Cagar Biosfer Giam Bukitbatu-Siak Kecil (CB-GBB-SK) melalui darat terus dilakukan oleh tim gabungan dari Masyarakat Peduli Api (MPA), Koramil dan kepolisian setempat. Namun pemadaman masih bersifat manual, sehingga upaya pemadaman yang dilakukan belum begitu maksimal.
"Apalagi titik api berada jauh di dalam hutan, dan terlebih sumber air sulit didapat. Belum lagi yang terbakar merupakan lahan gambut, sangat mudah meluas jika ditiup angin kencang. Sangat diharapkan nantinya ada upaya udara atau 'water bombing'," kata dia pula.
Cagar biosfir itu merupakan salah satu dari tujuh kawasan cagar biosfer yang ada di Indonesia, terletak di dua wilayah, yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak di Provinsi Riau.
Ia mengatakan, sejauh ini anggota masih terus menyelidiki peristiwa kebakaran lahan hutan lindung tersebut. Dugaan sementara, kata dia, kebakaran itu akibat aktivitas pembalakan liar yang dilakukan oleh masyarakat.
Saat ini, kata dia, kepolisian tengah memburu dua tersangka yakni HD yang berperan sebagai pemodal, kemudian SM merupakan seorang kepala dusun yang menjual lahan kepada HD.
Pekan lalu aparat mengamankan tiga tersangka yang diduga sebagai suruhan HD untuk membakar lahan di kawasan hutan lindung tersebut. Mereka adalah US (52), DS (42), dan JD (36), saat ini masih dalam proses pemeriksaan penyidik.