Rabu 19 Feb 2014 19:21 WIB

Tajikistan Ubah Madrasah Jadi Perguruan Tinggi

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Tajikistan Imomali Rakhmon
Foto: islamonturkey
Presiden Tajikistan Imomali Rakhmon

REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBE — Pemerintah Tajikistan bakal memperluas proyek kurikulum pendidikan madrasah di Provinsi Sughd, dengan memasukkan berbagai mata pelajaran umum ke sekolah-sekolah agama. Pada Juli tahun lalu, otoritas negara ini menutup banyak madrasah di provinsi tersebut lantaran dianggap gagal mematuhi standar nasional.

Sekarang, pemerintah Tajik tengah mempertimbangkan untuk membuka kembali madrasah-madrasah tersebut. Namun dengan wajah yang sedikit berbeda, yakni sebagai perguruan tinggi agama.

"Kami berencana mengubah madrasah menjadi perguruan tinggi agama. Di situ, para mahasiswa dapat belajar mata kuliah Islam dan berbagai keterampilan profesional," kata Kepala Departemen Urusan Agama Pemerintah Provinsi Sughd, Abdulhakim Sharifov, seperti dilansir dari World Bulletin, Rabu (19/2).

Ia menuturkan, setiap tahunnya terdapat sekitar 500 anak muda yang lulus dari madrasah-madrasah yang ada di Sughd. Sebagian besar dari mereka biasanya memiliki minat yang tinggi menjadi imam masjid dan menggantungkan hidupnya dari infak atau sedekah yang diberikan orang-orang.

Namun, pemerintah Tajikistan tidak bisa menerima kebiasaan semacam ini. “Setiap orang harus memiliki profesi sebagai sumber hidup. Untuk itu, kami meluncurkan program pembekalan keterampilan kepada para imam, agar mereka bisa mandiri secara finansial,” tambah Sharifov. Secara nasional, Tajikistan saat ini memiliki lebih dari 7.000 lulusan madrasah.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement