Rabu 19 Feb 2014 14:26 WIB

Aksi Penyadapan Australia Timbulkan Keresahan Berkomunikasi

Teguh prasetya
Teguh prasetya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--ICT Forum mengutuk aksi penyadapan telepon pejabat Indonesia yang dilakukan oleh intelijen Australia. Lembaga ini mendesak Presiden bersikap lebih tegas terhadap Australia.

Menurut Teguh Prasetya, Ketua Dewan Pakar  Indonesia ICT Forum tindakan Australia dan NSA nyata-nyata sudah membuat keresahan dan ketidaknyamanan dalam aktifitas berkomunikasi rakyat Indonesia.

Edward Snowden, Mantan anggota intelijen NSA, sebelumnya membocorkan rahasia yang mengejutkan. Pelanggan dua operator terbesar di Indonesia, yakni Telkomsel dan Indosat, selama ini disadap oleh Australia dan Amerika.  

Badan intelijen Australia bekerjasama dengan  National Secuity Agency (NSA),  memiliki data terenkripsi sekitar  1, 8 juta pelanggan operator Telkomsel dan Indosat.  Kedua negara tersebut berhasil mengakses data Telkomsel dan Indosat sejak tahun 2013. Padahal kedua operator tersebut menguasai sekitar 77 persen pasar selular di Indonesia.

Terjadinya penyadapan tersebut tentu saja sangat memprihatinkan, mengingat Australia dan Amerika adalah mitra penting Indonesia. Indonesia ICT Forum  (IIF) sangat menyesalkan kejadian tersebut.Sesuai dengan prinsip HAM dan UU Telekomunikasi No 36 serta UU ITE, Teguh mengutuk tindakan penyadapan tersebut.

Apalagi penyadapan yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat tidak mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara universal. " Kami meminta kepada Presiden SBY untuk bertindak lebih tegas lagi terhadap Australia, dan meninjau ulang hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia," tegas Teguh Prasetya. Karena sebelumnya Australia  juga sudah melakukan penyadapan terhadap para pejabat Indonesia.

Teguh Prasetya juga meminta kepada rakyat Indonesia untuk membuat 1 juta petisi dukungan kepada Pemerintah untuk mendesak kepada Pemerintah bersikap lebih tegas. Aktifitas penyadapan tidak bisa dibenarkan dari segi apapun.

Penyadapan menunjukkan bahwa Australia dan Amerika tidak membangun hubungan luar negerinya berdasarkan asas saling percaya dan menghargai. "Kami mempertanyakan motif Australia dan Amerika melakukan penyadapan," ujar Teguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement