REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) mencatat akibat meletusnya Kelud, Malang mengalami kerugian hingga Rp 392 miliar. Di Malang wilayah yang paling terkena dampak erupsi adalah Kecamatan Ngantang dan Kasembon.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengutarakan data tersebut. Sementara jumlah korban yang meninggal dipastikan 7 orang. Lainnya, 31 orang rawat inap dan 1.392 orang rawat jalan.
''Kerusakan bangunan meliputi rumah 3.782 unit, kantor bangunan pemerintah 20 unit, prasarana pendidikan 251 unit, prasarana kesehatan 9 unit, tempat ibadah 36 unit, dan kerusakan sarana air bersih 8.095 meter kubik,'' katanya, Selasa (18/2) petang.
Dia menambahkan, kerusakan lahan pertanian mencakup sawah seluas 5.146 hektare area (ha), lahan pertanian kebun 1.792 ha, dan tanaman buah-buahan 260.060 pohon. Sedangkan ternak sapi perah terdapat 25.290 ekor sapi yang terdampak.
''Belum ada laporan mengenai adanya jumlah sapi yang mati akibat erupsi di Malang. Hanya terganggu produksi susu sapi,'' ujarnya.
Sesuai arahan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, kata Sutopo, pemerintah daerah (Pemda) melakukan pendataan kerusakan kemudian nantinya bersama dengan BNPB, kementerian atau lembaga dan pemda akan bersama-sama melakukan verifikasi. ''Penanganan pascabencana akan dilakukan sesuai tupoksi masing-masing kementerian atau lembaga yang dikoordinasikan BNPB,'' ujarnya.
Dia menegaskan, cost sharing dengan Pemda provinsi dan kabupaten harus dilakukan, sehingga tidak seluruhnya dibebankan kepada pemerintah pusat.