REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Hujan abu vulkanis yang menyelimuti Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akibat erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, menurunkan minat wisatawan berkunjung ke objek wisata di daerah ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Bambang Legowo, Senin mengatakan, selama tiga hari pascahujan abu, yakni Jumat (14/2) hingga Ahad (16/2), wisatawan yang berkunjung ke Bantul sebanyak 9.637 orang dengan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 44,647 juta.
Padahal, kata dia, pada hari biasa, rata-rata selama libur akhir pekan semua objek wisata andalan di Bantul bisa memberikan kontribusi ke PAD dari penarikan retribusi pengunjung hingga sebesar Rp 104 juta dengan jumlah kunjungan sekitar 20 ribu orang.
"Jika dibanding dengan sebelumnya minat wisatawan turun, namun ini sudah bagus, karena saya pikir malah 'nol rupiah' tanpa ada pemasukan sama sekali. Siapa yang mau berwisata di tengah kondisi hujan abu seperti hari Jumat kemarin," kata Bambang Legowo.
Ia menyebutkan, untuk Pantai Parangtritis, pada Jumat hanya mampu menghasilkan PAD sekitar Rp 2 juta, kemudian pada Sabtu meningkat menjadi Rp 5 juta, sementara pada Ahad terjadi peningkatan signifikan hingga mencapai Rp 27 juta.
Sementara untuk objek wisata yang lain, kata dia seperti Pantai Gua Cemara, Pantai Kuwaru serta objek wisata Gua Cerme dan Gua Selarong tidak mampu menyumbang ke PAD besar, hanya berkisar Rp 50.000 sampai Rp 700.000 per hari.
"Di obyek wisata lain, pengunjung yang datang tidak sampai 10 orang per harinya, hingga kini, Pantai Parangtritis memang masih menjadi tujuan utama para wisatawan yang berlibur ke Bantul," katanya.
Bambang mengatakan, pihaknya berharap penurunan PAD sektor pariwisata ini tidak berlarut-larut, atau setidaknya dalam sepekan ke depan, kunjungan wisata terus mengalami peningkatan sehingga bisa pulih kembali seperti biasa dalam waktu satu bulan pascabencana tersebut.