Selasa 18 Feb 2014 00:38 WIB

Perpustakaan Keliling Hibur Pengungsi Korban Kelud

Pengungsi erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, menikmati nasi bungkus yang didistribusikan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU pada Sabtu (15/2).
Foto: Istimewa
Pengungsi erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, menikmati nasi bungkus yang didistribusikan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU pada Sabtu (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Perpustakaan keliling atau mobil pintar milik Korem 083/Baladhika Jaya Malang, Jawa Timur, dihadirkan untuk menghibur para pengungsi korban Gunung Kelud di posko pengungsian Kantor Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

"Kami memang berinisiatif mendatangkan mobil pintar atau perpustakaan keliling ini untuk menghibur para pengungsi, khususnya anak-anak. Syukur-syukur kalau buku bacaan yang kami bawa ini bisa menghilangkan trauma mereka," kata petugas perpustakaan keliling Korem 083/Baladhika Jaya Malang Kopka Priyadi Wiyono, Senin (17/2).

Ia menjelaskan perpustakaan keliling dengan berbagai kategori bacaan dan judul itu mulai didatangkan Ahad (16/2) dan diharapkan mampu mengobati rasa jenuh anak-anak maupun orang dewasa yang berada di pengungsian.  Apalagi, para pengungsi ini juga mengatakan secara terus terang kalau sudah mulai jenuh karena tidak ada hiburan sama sekali.

Menurut dia, di perpustakaan keliling itu disediakan sekitar 1.500 buku bacaan dengan berbagai jenis dan judul, mulai untuk orang dewasa hingga komik untuk anak-anak. Bahkan, pihaknya juga menghadirkan audio visual aneka film untuk menghibur mereka.

Petugas perpustakaan keliling yang melayani anak-anak maupun orang dewasa korban letusan Kelud itu dibantu oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB) Malang. "Para mahasiswa yang mencarikan judul buku yang dibutuhkan anak-anak dan orangtua di pengungsian ini," ungkap Priyadi.

Setiap harinya, kata Priyadi, sekitar 15 anak yang membaca buku. Dan, dengan membaca buku di perpustakaan keliling itu mereka berinteraksi antara satu dengan lainnya, sesama pengungsi, bahkan terlihat sangat akrab.

"Kami berharap anak-anak ini tidak akan mengalami trauma berkepanjangan dan setelah kondisi aman, mereka mau kembali lagi ke rumahnya masing-masing dan melakukan aktivitas seperti biasa, termasuk kembali ke sekolah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement