REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG AMPEK -- Akses jalan negara dari Simpang Ampek, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat rusak parah. Kondisi ini sudah bertahan lebih dari satu dekade terakhir.
Akibatnya, pengakses jalan, khususnya masyarakat Pasaman Barat yang menggunakan transportasi umum dan kendaraan pribadi mengeluhkan kondisi tersebut. Menurut laporan pandangan mata Republika, Senin (17/2), jalan yang seharusnya dilalui dengan kondisi layak jalan selebar tujuh meter untuk lintasan kendaraan dua arah ini hanya tersisa kurang dari empat meter.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya lubang jalan, dan minimnya rambu-rambu lalu lintas di beberapa titik rawan kendaraan. Kondisi jalan yang kurang layak itu salah satunya dapat dilihat di sepanjang Desa Jambak, Kecamatan Luhak Nan Duo hingga daerah Padang Sawah.
Padahal, jalan nasional ini merupakan satu-satunya akses kendaraan, khususnya truk yang membawa muatan kelapa sawit dan karet yang merupakan dua dari sekian banyak komoditas agribisnis utama Sumatra Barat. Jalan ini juga satu-satunya jalan penghubung antar kota di Sumatra Barat, seperti Pasaman Barat-Padang, dan Pasaman Barat-Bukit Tinggi.
Pasaman Barat dilalui oleh akses jalan negara yang berada di sepanjang perbatasan Kabupaten Agam dan Pasaman dengan Kabupaten Mandahiling Natal (Madina) di Provinsi Sumatera Utara. Jalan provinsi adalah jalan yang melintasi antara ibu kota kabupaten dengan kecamatan se-Pasaman Barat. Sementara jalan kabupaten adalah jalan yang menghubungkan antara kecamatan yang satu dengan yang lain.
Beberapa data yang telah dipublikasikan menunjukkan bahwa pada 2012, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pasaman Barat telah mengalokasikan anggaran mencapai Rp 59,27 miliar untuk pembangunan dan perbaikan sejumlah infrastruktur, khususnya jalan, jembatan, irigasi, dan air bersih. Dari jumlah tersebut sebesar 37 persennya dialokasikan untuk pembangunan jalan mencapai Rp 22.3 miliar. Namun hingga saat ini, belum ada perbaikan kualitas jalan yang signifikan.
Pada 2014, Kementerian Pekerjaan Umum juga telah menerima APBN senilai Rp 1,3 triliun. Anggaran tersebut meningkat dari Rp 1,2 triliun pada 2013.