Senin 17 Feb 2014 12:10 WIB

Pengecer Gas 3 Kilogram Dijatah Lima Tabung

Pekerja memindahkan tabung gas elpiji 3 kg ke dalam gudang di Cipinang, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memindahkan tabung gas elpiji 3 kg ke dalam gudang di Cipinang, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pedagang pengecer gas elpiji tiga kilogram di kawasan Bandung selatan mengeluh karena pasokannya dijatah hanya lima tabung.

"Sejak kelangkaan elpiji 3 Kg, pengecer dijatah maksimal hanya lima tabung sekali kirim, jelas itu kurang sehingga pembeli harus mencari ke tempat lain," kata salah seorang pengecer elpiji 3 Kg, Rustam di Kabupaten Bandung, Senin (17/2).

Padahal sebelum krisis elpiji di kawasan itu, ia mendapat pasokan minimal 10-15 tabung sekali kirim dari agen. "Saya kurang tahu penurunan pasokan ini, tapi kata agennya dibagi-bagi ke tempat lain," katanya.

Akibatnya harga elpiji di kawasan Bandung selatan mengalami kenaikan menjadi Rp20 ribu hingga Rp21 ribu per tabung di tingkat pengecer. Padahal sebelumnya harga elpiji di tingkat pengecer atau warung Rp19 ribu.

Bahkan menurut dia, di beberapa pengecer sempat ada yang menjual Rp25 ribu per tabung pada saat terjadi kelangkaan elpiji 3 Kg beberapa waktu lalu.

"Nggak tahu mau sampai harga berapa elpiji 3 Kg di tingkat pengecer, kami sih hanya menjual," katanya.

Hal sama diungkapkan oleh sejumlah pengecer gas elpiji 3 Kg lainnya di Ciparay Kabupaten Bandung, Maman yang menyebutkan terkadang satu tabung menjadi rebutan pelanggannya yang membutuhkan tabung gas untuk memasak. "Karena terbatas, terkadang mereka rebutan mendapatkan satu tabung elpiji. Saya tak bisa berbuat banyak," kata Maman.

Keluhan harga elpiji yang cepat naik itu disampaikan oleh ibu rumah tangga di sana, mereka mengaku heran dengan kenaikan harga elpiji yang terus menerus padahal harga eceran elpiji dari pemerintah tetap sekitar Rp13.000-an.

"Setahun lalu hanya Rp17.000 per tabung, sekarang sudah menembus Rp20.000-an. Kami heran mau seberapa lagi kenaikan elpiji nantinya," kata Ny Lina, salah seorang ibu rumah tangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement