Ahad 16 Feb 2014 18:55 WIB

Jalan Perbatasan Jabar-Banten Hancur Total

Rep: c54/ Red: Fernan Rahadi
Jalan rusak dan berlubang (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Jalan rusak dan berlubang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jalan sepanjang 8 Kilometer (Km) di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, hancur total. Padahal, jalan yang melewati empat desa terebut berstatus jalan provinsi, yang menghubungkan Jawa Barat (Jabar) dengan Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, Banten. Penyebab rusaknya jalan adalah tingginya intesitas hilir-mudik truk pengangkut hasil pertambangan pasir yang jumlahnya lebih dari seribu unit per hari.  

Berdasarkan pengamatan Republika, Ahad (16/2) kerusakan jalan demikian parah, sehingga tak ubahnya lintasan off-road. Hampir di seluruh bagian jalan, lapisan aspal sudah terkikis, menyisakan bongkahan-bongkahan batu telanjang dan kerikil-kerikil curam. Alhasil, sepeda motor pun hanya bisa dipacu dengan kecepatan tidak lebih dari 20 kilometer per jam.

Tak hanya sampai di situ, kondisi diperparah dengan pekatnya debu yang di sekitar jalan akibat gilasan truk-truk besar pengangkut pasir. Kendati telah menggunakan kacamata dan masker, mata dan hidung tetap saja terasa gatal. Rumah-rumah dan pepohonan di kanan-kiri jalan nampak kusam tertutupi debu.

Telah bertahun-tahun lamanya, warga di empat desa, yakni Rumpin, Sukasari, Tamansari, dan Sukamulya, kerap mengeluhkan kondisi tersebut. Salah seorang warga Desa Tamansari, Hifzillah (36) menceritakan hampir tiap bulan selalu ada protes dari warga. Bentuknya bermacam-macam, dari mulai berdialog, hingga memblokir jalan, tapi usaha mereka selalu sia-sia. “Beberapa kali, karena menabrak dan menewaskan warga, truk-truk itu dibakar masyarakat,” ujar Hifzil.

Hifzil menceritakan, dirinya pribadi beberapa kali sudah melayangkan pengadunan, dari mulai ke Polres Bogor, Polda Jabar, hingga ke Departemen Kesehatan. Namun, dia mengakui hanya di-pingpong ke sana-ke mari. Karena tak mendapat tanggapan, dia, dan umumnya wargapun sudah sangat jengah dan putus asa.

Kepala Desa Tamansari Hizmi J mebenarkan warganya kerap mengeluh. Namun Hizmi merasa dirinya berada dalam posisi yang dilematis, karena sebagian warganya juga menjadi supir-supir truk pengangkut pasir. “Soal jalan, kata Pak Bupati, tahun 2014 ini akan diperbaiki,” katanya menjelaskan.

Berusaha dikonfirmasi, Kepala Badan Perenanaan Daerah (Bapeda) Syarifah Sofiyah mengaku perbaikan jalan di empat desa tersebut tidak masuk dalam agenda Kabupaten Bogor pada 2014. Dia beralasan, itu adalah jalan provinsi. “Itu jalan provinsi, dalam aturannya, kami tidak boleh mengeluarkan dana dari APBD untuk perbaikan jalan provinsi. Sepertinya sedang diusulkan Pak Bupati ke Gubernur,” ujar Syarifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement