Ahad 16 Feb 2014 13:41 WIB

RSUD Atambua Jadi Rujukan Pasien Timor Leste

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (kedua kanan), Menhan Timor Leste Xanana Gusmao (kanan)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (kedua kanan), Menhan Timor Leste Xanana Gusmao (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr Gabriel Manek Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, bisa menjadi rumah sakit rujukan bagi warga Timor Leste karena memiliki fasilitas cukup memadai.

"Kita yakin rumah sakit itu akan menjadi salah satu pilihan bagi warga Timor Leste sebagai rumah sakit rujukan untuk pengobatan," kata Bupati Belu Joachim Lopez, Minggu.

Dia mengatakan, RSUD yang terletak di batas negara RI-Timor Leste itu dibangun dengan bantuan pemerintah pusat melalui APBN sebesar Rp240 miliar, yang dibantu secara bertahap sejak 2012 hingga penyelesaiannya pada 2014.

"Kita sudah resmikan dan memberikan nama pada rumah sakit yang menjadi rumah sakit penyangga perbatasan itu," kata Joachim.

Dia menyebutkan, sejumlah fasilitas yang berada di rumah sakit berlantai tiga dengan lima blok itu, di antaranya ruangan VIP, fasilitas lift serta memiliki tempat pendaratan helikopter untuk kepentingan pelayanan evakuasi pasien dari lokasi terpencil.

"Topografi wilayah Kabupaten Belu juga Kabupaten Malaka yang berada di batas NKRI ini sangatlah sulit dijangkau jika hanya dengan kendaraan darat, karena itu dibutuhkan transportasi udara agar layanan kepada pasien bisa lebih maksimal," kata Joachim.

Bupati dua periode itu mengatakan, dengan hadirnya rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai tersebut, bisa dijadikan sebagai ikon kesehatan bagi daerah serambi negara itu, untuk kepentingan kesejahteraan masyarakatnya, serta yang terpenting bagi kebangkitan nasionalisme warga terhadap NKRI.

"Kita negara besar, kita tidak boleh kalah dengan negara lain, karena itu sangatlah penting bagi pemerintah memberikan perhatian bagi warganya di batas negara, agar nasionalisme tetap terjaga," katanya.

Dia mengaku telah meminta kepada manajemen RSUD Mgr Gabriel Manek Atambua untuk secara terus menerus melakukan evaluasi dan mmberikan pelayanan dan manajemen terbaik dengan lebih menonjolkan aspek pelayanan demi kemanusian daripada aspek keuntungan dan bisnis.

Menurut dia, pengembangan kelanjutan gedung serta fasilitas rumah sakit yang berada di serambi depan negara itu, akan terus dilakukan oleh pemerintah pusat, sebagai komitmen negara menjaga dan melindungi kedaulatan masyarakat dan nasionalisme di perbatasan.

Hal itu patut mendapatkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat serta seluruh komponen di daerah ini, agar kelanjutan dan pengembangan rumah sakit itu bisa terus dilakukan.

"Saya yakin, akan ada alokasi anggaran lanjutan untuk pengembangan rumah sakit tersebut, demi peningkatan kualitas layanan, sehingga mampu menjadi rumah sakit perbatasan internasional," kata Joachim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement