REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan empat orang tewas terkena dampak erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan ulang ke Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Jumlah korban tewas terkena dampak erupsi Gunung Kelud adalah empat orang bukan tujuh orang seperti yang telah banyak diberitakan media massa.
Berdasarkan hasil pengecekan ulang yang dilakukan ke Kepala Desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),dan TNI di lapangan, menurut dia, ada beberapa korban yang dihitung dua kali dengan nama sebutan yang berbeda.
''Jadi, hingga saat ini, jumlah korban erupsi Gunung Kelud ada empat orang tewas dan 56.089 jiwa mengungsi,'' kata Sutopo. ''Tidak ada informasi warga yang hilang pasca-erupsi.''
Korban tewas berdasarkan catatan BNPB yakni Pontini atau dipanggil Mbok Nya (60) warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Korban meninggal karena sesak nafas akibat abu vulkanik.
Korban kedua yakni Sahiri atau dipanggil Sair (70) warga Dusun Ngutut, Desa Pandasari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, meninggal karena tertimpa tembok saat menunggu kendaraan evakuasi.
Korban meninggal ketiga yakni Sanusi (80) warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, karena sesak nafas saat berlindung di bawah meja.
Dan korban keempat yakni Sutinah (97) warga Dusun Ngadirejo, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, meninggal karena sesak nafas.
Sutopo mengatakan keempat korban tersebut tinggal di desa yang berada di radius tujuh kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Kelud. Tebal abu di lokasi keempat korbang tinggal mencapai 20 sentimeter.