Sabtu 15 Feb 2014 18:43 WIB

Hujan Abu Vulkanik Reda, Tiga Bandara Kembali Dibuka

Rep: Bambang Noroyono / Red: Muhammad Fakhruddin
  Petugas membersihkan abu vulkanik yang menutupi badan pesawat di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Regina Safri)
Petugas membersihkan abu vulkanik yang menutupi badan pesawat di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Regina Safri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga bandar udara dinyatakan kembali beroperasi setelah dua hari dinyatakan tutup. Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan menyatakan, otoritasnya, Sabtu (15/2) sudah mencabut larangan terbang untuk tiga dari tujuh bandara yang berhenti beroperasiakibat hujan abu dan pasir vulkanis dari letupan Gunung Kelud.

Tiga bandara itu, kata dia antara lain, Bandara Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Bandara Ahmad Yani, di Semarang, Jawa Tengah, juga Landasan Udara, Tunggu Wulung, Cilacap, Jawa Tengah. ''Notam (notice to airmen) nya sudah dicabut,'' kata dia, saat dihubungi, Sabtu (15/2).

Empat bandara lainnya, dikatakan dia, masih direncanakan untuk ditutup dengan ketentuan waktu berbeda. Kata dia, Bandara Juanda di Kota Surabaya, dimungkinkan dibuka sore ini. ''Untuk (Bandara) di Surabaya (Juanda), akan ditutup sampai Sabtu (15/2) sore, pukul 18.00,'' ujar dia.

Sedangkan yang lain, Bandara Adi Sucipto di Jogjakarta, ditutup sampai Selasa (18/2) pukul ) 06:00. Bandara Adi Sumarmo, di Solo, Jawa Tengah, ditutup sampai Senin (17/2) pukul 06.00. Bandara Husein Sastranegara, di Bandung, ditutup sampai Ahad (16/2) pukul 09.00.

Seperti diketahui, letupan Gunung Kelud, di Kediri, Jawa Timur, Kamis (13/2) memuntahkan jutaan kubik abu dan pasir vulkanik ke hampir seluruh Pulau Jawa. Akibatnya, seluruh maskapai dilarang terbang dan tujuh bandara dinyatakan berhenti beroperasi. Sebab abu dan pasir itu menghalangi jarak pandang. Sehari pascaletusan, jarak pandang rata-rata di udara kurang dari 500 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement