Sabtu 15 Feb 2014 16:09 WIB

Pemkab Buka Posko Khusus Ternak di Ngantang

 Petugas membantu warga korban erupsi Gunung Kelud turun dari truk ketika mengungsi di Balai Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kediri, Jawa Timur, Jumat (14/2).
Foto: Antara/Rudi Mulya
Petugas membantu warga korban erupsi Gunung Kelud turun dari truk ketika mengungsi di Balai Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kediri, Jawa Timur, Jumat (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah membuka posko khusus ternak di wilayah Kecamatan Ngantang, karena kondisinya sudah darurat untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan susu.

"Untuk sementara memang dibuka posko di Ngantang dulu, sebab untuk Kecamatan Pujon masih bisa dijangkau," kata Bupati Malang Rendra Kresna yang ditemui di lokasi pengungsian di Kantor Kecamatan Pujon, Sabtu.

Selain itu, kondisi di Pujon tidak darurat, bahkan rumput untuk pakan ternak juga masih banyak yang tidak terdampak erupsi, meskipun populasi ternak sapi di Kecamatan Pujon lebih banyak. "Tapi, kondisinya tidak mendesak seperti di Kecamatan Ngantang yang sudah seperti kota mati," katanya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga segera menggelontor sekitar 40 ribu ton pakan ternak (konsentrat) di wilayah Kecamatan Ngantang dan Kasembon yang menjadi korban bencana erupsi Gunung Kelud.

"Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait dan manajemen PT Netsle untuk segera mendistribusikan pakan hijau ternak," katanya.

Para petugas maupun relawan juga diminta untuk melakukan patroli setiap malam ke lokasi bencana, sebab tidak menutup kemungkinan masih ada oknum yang tega mengambil barang yang bukan haknya, termasuk hewan ternak.

Apalagi, tegas Rendra, tidak mungkin ternak yang jumlahnya puluhan ribu itu akan dievakuasi, bahkan dibuatkan shelter pun juga tidak mungkin karena jumlahnya yang terlalu banyak."Meski puluhan ribu kalau itu manusia, tentu kami bisa lakukan, tapi kalau sapi rasanya tidak mungkin," ujarnya.

Hampir 90 persen warga Kecamatan Ngantang sebagai peternak sapi perah. Selama kondisi akibat erupsi Gunung Kelud belum benar-benar aman, maka warga yang mengungsi tidak diperbolehkan kembali ke rumah, sehingga ternak milik mereka dijaga dan dirawat oleh para relawan.

"Akibat erupsi Gunung Kelud ini, secara otomatis produksi susu yang dihasilkan peternak di Ngantang terhenti dan secara keseluruhan produksi susu segar di Kabupaten Malang juga menurun. Tapi, kami belum hitung berapa persen penurunannya jika dibandingkan dengan produksi sebelum terjadi erupsi," kata Rendra.

Oleh karena itu, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, dokter hewan dan beberapa elemen juga dilibatkan untuk mengurus ternak milik warga yang sedang mengungsi.

Sebelumnya ProFauna Indonesia juga telah mengirimkan satu tim yang beranggotakan lima orang untuk menyisir dan mendata ternak milik warga yang ditinggalkan untuk mengungsi.

Sementara di Pos Pantau Bendungan Selorejo, Kecamatan Ngantang, beberapa truk hilir mudik membawa hewan ternak berupa sapi dan kambing.

Sebagian peternak mengevakuasi ternaknya ke kandang milik saudara yang paling dekat dan sebagian besar ada di Pujon dan Batu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement