REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI--Sejumlah aparat dari TNI membersihkan jalan dari debu sisa erupsi Gunung Kelud (1.730 mdpl) Desa Sugihwaras, Kecamtan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Komandan Kopasus Mayor Infanteri Yuni Hartono, Sabtu, mengatakan pihaknya menurunkan 41 anggota untuk membantu evakuasi serta pembersihan material.
"Kami geser dan bersihkan material di jalan yang digunakan masyarakat. Selain aspek kesehatan, debu juga banyak memicu kecelakaan lalu lintas," katanya.
Ia juga menyebut tingkat ketebalan debu mencapai 5-8 centimeter. Dengan ketebalan itu, tentunya sangat berbahaya bagi pengendara jalan. Bukan hanya pengendara kendaraan besar, tapi juga pengendara roda dua.
Ia mengatakan pembersihan ini dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan. Saat ini, pembersihan sudah sekitar 35 persen, terutama di wilayah dekat dengan posko utama, simpang lima gumul.
Tentang keterlibatan dalam proses evakuasi, ia mengatakan akan ikut dalam upaya membantu evakuasi warga. Sampai saat ini, masih banyak warga yang enggan mengungsi ataupun kembali ke rumahnya, karena masih meninggalkan harta benda, seperti kendaraan ataupun ternak mereka.
"Kami akan lakukan pendekatan ke masyarakat, mengingat kondisi dan situasi berbahaya, sehingga mereka punya kesadaran dan tidak membahayakan diri sendiri," jelasnya.
Beberapa lokasi yang akan dipantau, katanya, seperti di Kecamatan Puncu, dan beberapa daerah lainnya. Masih banyak warga di daerah itu yang enggan untuk mengungsi, padahal masuk dalam zona berbahaya.
Pembersihan debu vulkanik salah satunya memang dilakukan di areal SLG Kabupaten Kediri. Selain pusat daerah, di tempat itu juga dijadikan sebagai posko utama, sehingga banyak masyarakat ataupun yang berkepentingan datang ke lokasi.
Pembersihan itu selain melibatkan TNI, juga warga. Seluruh debu sisa erupsi Gunung Kelud dikumpulkan dan diangkut dengan mobil petugas.
SLG memang terlihat cukup parah ketinggian debu vulkaniknya, jika dibandingkan dengan daerah lain, seperti jalur menuju Kecamatan Pare. Ketinggian debu vulkanik di jalan itu, hanya sekitar 5 centimeter.
Warga juga ikut berpartisipasi secara pribadi membersihkan debu vulkanik tersebut. Mereka menaruh debu-debu itu dalam karung yang sudah disiapkan.
Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas.
Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.
Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali, rentang 1000 sampai tahun 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil. Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan.