REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejabat Kemenkominfo Gatot S. Dewa Broto mengimbau masyarakat untuk berhati-hati menyikapi SMS ataupun "broadcast message" yang disebar melalui ponsel terkait donasi untuk korban bencana erupsi Gunung Kelud.
"Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan terlebih dulu mengecek kebenaran jika menerima permintaan donasi korban Gunung Kelud baik melalui SMS maupun pesan lain," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Sabtu.
Imbauan itu disampaikan terkait semakin maraknya peredaran SMS dan broadcast message melalui BlackBerry Messenger (BBM) tentang permintaan donasi untuk korban bencana erupsi Gunung Kelud.
Oleh karena itu, pihaknya sangat menekankan agar masyarakat harus benar-benar bisa memastikan donasinya disampaikan kepada lembaga atau penyelenggara yang tepat.
"Solidaritas kita terketuk itu pasti, tapi kalau sampai ini di-abuse tolong segera laporkan kepada aparat yang berwenang. Karena semua sudah ada jalurnya," katanya.
Menurut dia, masyarakat harus benar-benar bisa memastikan siapa penyelenggara atau lembaga penggalang donasi sebelum menyalurkan donasinya tersebut.
Ia mengakui, sampai saat ini sudah ada beberapa operator telekomunikasi yang menggalang donasi untuk korban bencana namun mekanisme sudah sangat jelas.
"Memang ada operator yang menggalang dana tapi mekanismenya jelas dan bisa dipertanggungjawabkan sampai sejauh ini. Jadi kalau memang ada potensi pelanggaran, silakan laporkan," katanya.
Gatot juga menekankan, siapapun yang mengedarkan atau menerima dan mengedarkan kembali kabar bohong bisa diancam hukuman sesuai dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) pasal 28 ayat 1, dengan ancaman 6 tahun kurungan dan denda maksimal Rp1 miliar.