Sabtu 15 Feb 2014 10:42 WIB

Radius 10 KM Masih Harus Steril

Rep: Erdy Nasrul / Red: Muhammad Hafil
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Radius 10 KM dari kawah Gunung Kelud masih harus steril. Masyarakat tidak boleh masuk dalam radius itu, karena dikhawatirkan mengancam keselamatan.

Ketua tanggap darurat letusan gunung Kelud Kementerian ESDM, Gede Suantika, menyatakan hingga saat ini status Gunung Kelud masih Awas atau level IV. “Aparat dari Pemerintah Pusat dan Daerah terus berupaya memantau situasi gunung ini,” ujar Suantika saat dihubungi, Sabtu (15/2).

Dijelaskannya, abu vulkanik terbawa angin ke arah barat. Setelah meletus vertical hingga ketinggian 17 KM, debu vulkanik berhembus ke arah Solo, Yogyakarta, Magelang, Kulonprogo, Kebumen, dan Purwokerto. “Paling jauh sampai ke Bandung,” jelas Suantika.

Debu tersebut kemudian mengotori daerah – daerah tersebut. Ruas jalan disana tertutupi debu hingga tiga sentimeter. Suantika menyatakan saat ini erupsi masih terus terjadi. Kebulan asap terus terlihat dari kawah gunung tersebut.

Gunung ini meletus secara vertikal hingga ketinggian 17 KM. Material vulkanik yang keluar berupa batu apung dan gas. "Lebih banyak gas daripada materialnya," papar Suantika. Diperkirakan jumlah material yang dimuntahkan tidak sampai 100 ribu meter kubik.

Pihaknya saat ini masih memantau kemungkinan adanya lahar dingin yang nantinya mengalir ke daratan di bawah gunung. lahar Gunung Kelud biasanya mengalir ke arah barat daya. Lintasan yang paling sering dilalui lahar dingin Kelud adalah Kali Badak di Kabupaten Blitar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement