Sabtu 15 Feb 2014 05:20 WIB

Khawatir Ada Kondom, Cokelat Untuk Hari Valentine Harus Diawasi

Larangan merayakan valentine's day (ilustrasi)
Larangan merayakan valentine's day (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, melakukan pengawasan terhadap peredaran coklat Valentine di sejumlah kios, super market,dan toko. "Isu yang berkembang di masyarakat ada penjualan coklat valentine berhadiah kondom, dan coklat mengandung bahan obat perangsang, karena itu kami melakukan pengawasan," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor M Sinaga di Bogor, Jumat.

Sinaga menyebutkan, pihaknya melakukan pengawasan secara tertutup dengan mendatangi sejumlah pedagang coklat di pasaran dan super market bersama Dinas Kesehatan dan Satpol PP.

Pengawasan tersebut telah dilakukan sejak Rabu (12/2) lalu. Selama tiga hari melakukan pengawasan tim tidak menemukan adanya coklat yang dilarang beredar di masyarakat.

"Hasilnya negatif, coklat yang dijual masih dalam konten wajar, ada juga berhadiah mug, atau bunga dan coklat. Sehingga tidak ada indikasi mengandung barang tidak baik," ujarnya.

Sinaga menyebutkan, operasi tertutup dilakukan dalam rangka memastikan peredaran barang yang menjadi target sesuai dengan aturan di pasaran. Dalam operasi tertutup ini lebih memfokuskan pembinaan dan sosialisasi.

Walau ditemukan adanya barang yang dilarang beredar penindakan berupa penyitaan barang tersebut. Menurut Sinaga, peredaran coklat dengan hadiah kondom atau coklat mengandung obat perangsang tidak diperbolehkan mengingat akan memicu tindak asusila dikalangan remaja maupun masyarakat.

Selain mengawasi peredaran coklat valentine, Disperindag Kota Bogor juga melakukan pengawasan pada produk bahan makanan kemasan yang ada di sejumlah toko maupun super market.

Sejumlah barang belum memiliki PIRT (produk industri rumah tangga) terpaksa disita karena tidak layak bagi konsumen.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement