Jumat 14 Feb 2014 23:27 WIB

Masyarakat Sekitar Gunung Kelud Diimbau Gunakan Masker

Rep: Satya Festiani/ Red: Bilal Ramadhan
 Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2).    (Antara/Noveradika)
Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Noveradika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Meletusnya Gunung Kelud pada Kamis (13/2) berdampak pada timbulnya hujan abu vulkanik untuk sejumlah wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, serta Jawa Timur. Masyarakat yang tinggal di sekita Gunung Kelud diimbau untuk menggunakan masker jika keluar ruangan.

Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Henry Bastaman mengatakan, partikel abu vulkanik berpotensi mengganggu sistem pernapasan karena mengandung kristal silika.

"Kristal silika diketahui merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam industri kaca untuk membuat kaca keras," ujarnya, Jumat (14/2).

Jika terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, partikel tersebut berpotensi merusak alveoli, unit pernapasan terkecil dari paru-paru.  Ia mengatakan, masyarakat di kawasan yang terkena hujan abu vulkanik sebaiknya tidak keluar ruangan dulu, tetapi apabila terpaksa keluar rumah, harus menggunakan masker.

Selain masker, masyarakat juga disarankan untuk menggunakan pelindung kepala untuk mencegah debu mengenai daerah kepala dan menggunakan kaca mata untuk melindungi mata, serta minum air putih yang cukup, sekitar 3-4 liter per hari, paling tidak untuk 72 jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement