REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan memantau pasokan pangan maupun bahan kebutuhan pokok di pasar setempat pascaerupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.
"Kalau yang hari ini (Jumat) karena dipasok dari tadi malam, namun kalau besok (15/2) kami masih harus pantau pasokan pangan terutama di pasar induk," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Sulistyanto, Jumat.
Menurut dia, erupsi Gunung Kelud yang mengakibatkan hujan abu vulkanik yang melanda beberapa wilayah termasuk di Bantul memang mempengaruhi pasokan pangan ke pasar, sehingga perlu dipastikan bahwa persediaan tetap mencukupi kebutuhan.
"Yang perlu diperhatikan juga pasokan lokal dari pasar ke pengecer yang kemungkinan terganggu, kalau untuk Jumat ini saya melihat masih aman, namun untuk besok belum tahu," katanya.
Selain pasokan, kata dia permasalahan harga menurutnya juga harus dipantau, karena saat terjadi bencana seperti sekarang ini tidak menutup kemungkinan harga kebutuhan pokok akan merangkak naik, karena pasokan yang terganggu.
"Besok soal harga harus dipantau ada kemungkinan naik atau tidak," kata Sulistyanto.
Pihaknya juga mengatakan, bahwa bencana alam ini berdampak pada aktivitas perekonomian warga, seperti di Pasar Niten yang menurut pemantauan Jumat pagi hanya sekitar empat puluh persen yang membuka atau berjualan.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di pasar tradisional Bantul aktivitas jual beli masyarakat nyaris terhenti, karena hanya terlihat sejumlah lapak sayuran yang buka, sementara kios-kios pedagang dan toko-toko di pinggir jalan maupun warung makan juga tutup.
Salah satu pedagang daging ayam di sisi barat Pasar Bantul, Ponidi mengatakan, sepinya aktivitas jual beli di pasar tradisional ini sudah terjadi sejak Jumat pagi, meski begitu dirinya tetap membuka lapak penjualan daging ayam pada siang menjelang sore.
"Sudah sepi dari pagi, yang jual daging ayam di sebelah sini biasanya ada delapan belas orang, namun sekarang cuma satu orang, mereka pada milih tidak jualan, " katanya.
Karena aktivitas di pasar nyaris terhenti, Ponidi mengaku hanya menyediakan dan memotong sekitar 20 ekor ayam dari biasanya yang sebanyak 50 ekor, pihaknya berjualan 20 ekor tersebut karena sudah ada yang memesan.