REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI-- Jumlah pengungsi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur akibat erupsi Gunung Kelud diperkirakan mencapai 90 ribu. Jumlah tersebut melonjak dari perkiraan sebelumnya 66.139 jiwa.
Menurut Kepala Bidang Penerangan dan Informasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo, jumlah total pengungsi belum dapat dipastikan. Sejak erupsi besar Gunung Kelud pada Kamis malam, warga di empat kecamatan berbondong-bondong mengungsi.
"Pengungsi bisa setiap menit bertambah, tapi perkiraanya sampai 90 ribu jiwa," ujarnya kepada Republika, Jumat (14/2).
Pengungsi berasal dari empat kecamatan yakni Ngancar, Kepung, Puncu, dan Plosokklaten. Penduduk dari 45 desa telah mengungsi. Semula, pengungsi akan menggunakan 117 titik pengungsian. Namun, titik pengungsian diperkirakan bertambah dengan banyaknya pengungsi.
Tempat pengungsian yang digunakan antaralain gedung sekolah, balai desa, masjid, mushola, dan gedung olahraga (GOR) setempat. "Kami sejak mula berencana pengungsi tidak menggunakan tenda," ungkap Adi. Untuk menampung bertambahnya pengungsi, GOR Joyoboyo dan pabrik gula di Kota Kediri akan digunakan sebagai titik pengungsian.
Hingga Jumat sore (17.30 WIB), Satlak PB Kabupaten Kediri melaporkan belum ada korban jiwa di wilayah setempat akibat erupsi Gunung Kelud. Adi mengaku belum ada pengungsi yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Untuk pengungsi yang sakit berat akan dirujuk ke Rumah Sakit Pare.