REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepolisian Negara Republik Indonesia mendirikan 18 tenda posko yang tersebar di sejumlah titik untuk menanggulangi dampak erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl) di perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Jawa Timur.
"Kami sudah mendirikan tenda di 18 titik di beberapa kabupaten yang ada sekitar situ semampu kita," kata Kapolri Jenderal Pol Sutarman di Jakarta, Jumat.
Sutarman mengatakan tenda posko itu juga bisa dimanfaatkan untuk menampung pengungsi karena berkapasitas 117 orang."Cukup banyak tapi tenda kita terbatas," ucapnya.
Dia mengatakan pihaknya juga sudah mendorong masyarakat untuk mengungsi lebih dari 10 radius kilometer dari lokasi erupsi.
"Mulai dari tanggal 2 setelah waspada, istilahnya eskalasi level 1,2,3 sudah kita dorong untuk mengungsi, sehingga pada level 4 tadi malam pada pukul 21.00 WIB masyarakat kita imbau turun," ungkapnya.
Dia menambahkan pada pukul 22.50 WIB terjadi letusan pertama hingga letusan ke delapan pada pukul 00.50 WIB, anggota sudah bersiaga untuk membantu masyarakat di sana.
Sutarman mengatakan pihaknya juga akan mengkoordinasi upaya pelayanan dengan pihak terkait, termasuk kementerian dan lembaga untuk menanggulangi sampak erupsi Gunung Kelud.
Hingga kini, abu vulkanik Gunung Kelud tersebar hingga di beberapa wilayah, seperti Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Sidoarjo, Ponorogo, Pacitan, Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo, Temanggung, Ciamis, Tasikmalaya hingga Bandung.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, hingga saat ini dilaporkan dua orang tewas, yakni Sail (60) warga kecamatan Ngantang Kabupaten Malang yang meninggal di bawah meja karena atap rumahnya roboh, dan Pontini (65) warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kecamata Ngantang, Kabupaten Malang karena tertimpa tembok yang roboh.
Jumlah pengungsi dilaporkan terdapat 100.248 jiwa.