Jumat 14 Feb 2014 16:11 WIB

Perjalanan Kereta Terganggu Akibat Hujan Abu

Hujan abu vulkanis pekat dampak eripsi. Gunung Kelud mengguyur ibu kota Kabupaten Semarang. Unggaran, (14/2)
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Hujan abu vulkanis pekat dampak eripsi. Gunung Kelud mengguyur ibu kota Kabupaten Semarang. Unggaran, (14/2)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perjalanan kereta di Daerah Operasi VI Yogyakarta terganggu akibat hujan abu letusan Gunung Kelud sehingga kedatangan dan keberangkatan kereta dari stadiun di Daerah Operasi VI mengalami keterlambatan.

"Jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta mengalami keterlambatan, namun tidak sampai berjam-jam. Keterlambatan terjadi sekitar tujuh hingga 50 menit," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta Bambang Setyo Prayitno di Yogyakarta, Jumat (14/2).

Menurut dia, keterlambatan kedatangan dan keberangkatan tersebut disebabkan kereta memperlambat kecepatan karena jarak pandang yang terbatas sekitar 30-50 meter. Jarak pandang ideal untuk masinis adalah sekitar 200 meter. Jika kecepatan kereta biasanya mencapai 90 kilometer per jam, kini harus dikurangi menjadi 50-60 kilometer per jam. Dengan mengurangi kecepatan, masinis diharapkan masih dapat melihat sinyal dengan jelas.

"Kami tetap mengutamakan keselamatan perjalanan kereta. Sampai saat ini pun, belum ada pembatalan perjalanan kereta. Namun, kami akan terus memantau perkembangan hujan abu dan kondisi cuaca serta lingkungan untuk memutuskan bagaimana kebijakan yang harus dilakukan," katanya.

Selain menurunkan jarak pandang masinis, hujan abu akibat letusan Gunung Kelud juga menyebabkan gangguan pada peralatan pengalih jalur kereta api. "Sudah ada petugas yang diturunkan untuk membersihkan peralatan tersebut dari abu," katanya.

Akibat penutupan Bandara Adi Sutjipto, terjadi lonjakan jumlah penumpang kereta PT KAI Daop VI Yogyakarta, khususnya tujuan Jakarta dan Surabaya. "Jumlah penumpang mengalami lonjakan. Apalagi hari ini bertepatan dengan akhir pekan," katanya.

PT KAI Daop VI Yogyakarta juga meminta masyarakat pengguna jalan yang kebetulan melintasi perlintasan sebidang perlu terus meningkatkan kewaspadaan dan tetap mendahulukan perjalanan kereta.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti juga telah memerintahkan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta untuk memastikan bahwa seluruh lampu lalu lintas di wilayah tersebut tetap berfungsi dengan baik.

"Semuanya harus tetap menyala sehingga lalu lintas lancar. Harus ada petugas yang berjaga di lokasi-lokasi rawan kecelakaan," katanya.

Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki kepentingan untuk beraktivitas di luar rumah disarankan untuk tetap tinggal di dalam rumah dan menutup rapat pintu dan jendela agar abu vulkanik tidak masuk ke rumah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement