Jumat 14 Feb 2014 15:26 WIB

Ancaman Awan Panas Kelud Dalam Radius 10 KM

Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masyarakat diminta untuk tetap menjauhi zona radius 10 km dari Gunung Kelud untuk menghindari dampak erupsi yang bisa mematikan seperti awan panas.

Staf ahli Menteri ESDM Surono mengatakan Gunung Kelud dikenal selalu memiliki kekuatan letusan yang besar sehingga berbahaya bila berada dalam radius yang berbahaya.

"Dalam (status-red) awas tadi malam pukul 21.15 WIB, radius bahayanya agar masyarakat tidak beraktivitas di radius 10 kilometer. Ada hujan kerikil dan abu itu lebat," kata Surono setelah rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan," dalam 10 kilometer, yang paling bahaya awan panas. Oleh karena itu kalaupun mungkin, Kelud kembali ke sejarah awalnya letusan besar, katakanlah ini berhenti, kami belum cabut rekomendasi agar masyarakat tidak boleh masuk dalam radius 10 kilometer."

Surono yang oleh Presiden Yudhoyono baru saja ditunjuk menjadi Kepala Badan Geologi, mengatakan letusan gunung berapi tidak bisa diprediksi volume letusannya, sehingga semua pihak diharapkan menunggu perkembangan.

Saat letusan terjadi pada Kamis malam (13/2) pukul 22.50 WIB, Surono mengatakan material batu dilemparkan sejauh 17 km.

"Diketinggian tertentu anginnya ke arah barat, makanya jam 06.30 WIB dilaporkan Wonosobo sudah ada hujan abu. Di Kabupaten Cilacap jam 07.00 WIB sudah sampai sana," katanya.

"Sedangkan bagian bawah, angin ke arah timur, kita sudah berkoordinasi dengan BMKG dan Kementerian Perhubungan, kemudian ada kewajiban kita melapor volcanic centre, bisa juga menjadi warning bagi penerbangan nasional," katanya.

Pemerintah meminta masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Kelud tetap mematuhi peringatan bencana yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, badan penanggulangan bencana dan badan yang bertanggungjawab atas pengawasan gunung berapi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.

"Mulai tadi pagi agak mereda dan saya minta tetap (karena-red) gunung api, meski ada monitoring waspada tidak boleh turun, pengungsi sabar, jangan buru-buru kembali, waspada tetap ikuti arahan dari PVMBG dan BNPB dan jangan buru-buru pulang," kata

Menteri ESDM Jero Wacik dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Jumat setelah mengikuti rapat terbatas mengenai penanganan tanggap darurat Gunung Kelud yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono.

Jero Wacik mengatakan sejak awal Februari, aktivitas Gunung Kelud sudah mengalami peningkatan dan terus diamati.

"Pada 2 Februari 2014, status Gunung Kelud ditingkatkan menjadi waspada, dengan peningkatan status itu maka mulai persiapan di Jawa Timur ,Gubernur Jawa Timur dan Bupati Malang, Kediri dan Blitar, yang paling intensif kita ajak mempersiapkan jika Gunung Kelud meletus, mulai 2 Februari status menjadi waspada," kata Menteri ESDM.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement