REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan dua orang tewas dan 100.248 orang mengungsi akibat erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan data sementara yang terkumpul akibat dampak erupsi Gunung Kelud dilaporkan dua orang meninggal.
Korban meninggal, menurut dia, adalah Sail (60) warga RT 12 RW 04 Dusun Ngutut, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Korban meninggal di bawah meja karena atap rumahnya roboh.
Sedangkan korban meninggal lainnya yakni Pontini (65) warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang karena tertimpa tembok yang roboh.
Sutopo mengatakan robohnya rumah atau bangunan karena menahan beban abu dan pasir erupsi Gunung Kelud di bagian atap rumah yang konstruksinya kurang kuat.
"Jadi korban meninggal dunia bukan akibat dampak langsung dari erupsi, tetapi karena kecelakaan (musibah) atau dampak lain dari erupsi," ujar dia.
Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Kelud pada pukul 06.00 WIB berjumlah 100.248 orang tersebar di 172 titik.
Pengungsi, menurut Sutopo, berasal dari Kabupaten Kediri sebanyak 66. 319 orang dari 205 titik, Kabupaten Blitar 28.970 orang dari 63 titik, Kabupaten Tulungagung sebanyak 1.349 orang dari 11 titik, dan Kabupaten Malang sebanyak 3.610 orang dari 14 titik.
Pada Jumat sekitar pukul 08.00 WIB sebagian pengungsi sudah meninggalkan pengungsian untuk kembali ke rumah guna membersihkan rumah dari abu dan pasir erupsi Gunung Kelud.
Sutopo mengatakan di Blitar jumlah pengungsi yang semula 28.970 jiwa saat ini pengungsi berkurang menjadi 2.070 jiwa yaitu di Kecamatan Garum (470 jiwa), Kecamatan Gandusari (500 jiwa), dan Kecamatan Nglegok (1.100 jiwa). "Untuk pengungsi pendataan masih terus kita lakukan hingga saat ini," ujar dia.