REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Abu letusan Gunung Kelud rupanya terbawa angin hingga Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jateng. Menurut Seorang warga Yogya, Windayati yang akrab disapa Wien, langit Yogya sangat gelap. Hujan abu vulkanik juga turun terus-menerus.
"Saya sendiri sampai tidak berani keluar rumah. Toko mebel saya tutup, tetangga-tetangga juga menutup semua tokonya, jalanan lengang tidak ada yang berani beraktivitas," kata Wien di Tempel, Sleman, Yogyakarta, Jumat, (14/2).
Abu Gunung Kelud, ujar Wien, berwarna putih, berbeda dengan abu Gunung Merapi yang berwarna hitam. Mungkin karena jaraknya jauh. Jalan raya terlihat putih ditutupi abu Gunung Kelud.
"Tadi saya sempat meminta anak saya Wulan untuk tidak bekerja mengingat suasana yang terlihat gelap dan mencekam. Bahkan tumbuhan di kebun belakang rumah semuanya merunduk akibat beratnya tertimpa abu vulkanik," kata Wien.
Sementara itu, Oktaviani mengatakan, abu Gunung Kelud banyak yang masuk ke dalam rumahnya. Sehingga rumahnya tercium bau belerang.
"Abunya bau belerang. Makanya kami sekeluarga tidak berani keluar rumah, anak saya Caca tidak boleh main ke luar," kata Okta.
Bahkan, ujar Okta, keponakannya bisa mendengar dentuman suara Gunung Kelud meletus. "Suaranya menggelegar jeglarrrr... seperti suara Gunung Merapi saat meletus tapi lebih lirih karena jauhnya,"ujarnya.